Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Milad Muhammadiyah 108 Mengusung Tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri

Milad Muhammadiyah yang ke-108, dirayakan secara virtual dengan tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri.

Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Gigih
zoom-in Milad Muhammadiyah 108 Mengusung Tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri
muhammadiyah.or.id
Milad Muhammadiyah yang ke-108, dirayakan secara virtual dengan tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri. 

Muhamadiyah didirikan oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan.

KHA Dahlan adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang.

Ia melihat keadaan umat Islam pada waktu itu yang sedang dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist.

Maka beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Awalnya ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.

Namun profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa.

Kemudian untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka ia mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah.

BERITA REKOMENDASI

Persyarikatan Muhammadiyah hingga kini mampu bertumbuh dan berkembang diseluruh pelosok tanah air.

Ia juga menyebarkan ajaran Muhammadiyah kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidratul Muntaha”.

Pada forum pengajian Sidratul Muntaha, siang hari diisi dengan pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan, sementara untuk malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah sejak tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan.

Kemudian pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.


Rapat Tahunan tersebut, berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.

(Tribunnews/com/Oktavia WW)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas