Generasi Penerus Bidang Pertanian Semakin Berkurang, Pengamat: Kepala Daerah Harus Beri Perhatian
Pakar pertanian menyebut generasi penerus di bidang pertanian yang semakin berkurang dinilai harus menjadi perhatian bagi para kepala daerah.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Generasi penerus di bidang pertanian yang semakin berkurang dinilai harus menjadi perhatian bagi para kepala daerah.
Baik bagi yang telah menjabat maupun para calon yang akan berlaga dalam kontestasi Pilkada Serentak 2020 ini.
Hal itu diungkapkan pakar pertanian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof Samanhudi.
Menurut Samanhudi, bidang pertanian merupakan sektor vital yang harus diperhatikan.
"Yang menjadi kendala, generasi penerus di bidang pertanian semakin berkurang," ungkap Samanhudi saat menjadi narasumber program Overview Tribunnews.com, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: Kementan Raih Penghargaan Pengelolaan Barang dan Jasa Paling Transparan
Baca juga: Fadel: Bangkitkan Perekonomian Pasca Pandemi Dengan Memperkuat Pertanian dan Perikanan Nasional
Samanhudi menyebut untuk itu perlu bagaimana menyiapkan generasi muda yang mencintai pertanian.
"Saat ini sudah mulai dikembangkan, kreativitas dan inovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk masuk di bidang pertanian," ungkap Samanhudi.
Samanhudi menyebut adanya inovasi dan kreativitas bisa menjadi upaya agar pemuda menekuni pertanian.
"Supaya pembangunan pertanian secara keseuruhan di masing-masing wilayah tidak dihindari lagi oleh pemuda, tapi menjadi primadona," ujarnya.
Samanhudi menegaskan bidang pertanian harus menjadi sektor yang diperhatikan oleh para kepala daerah.
"Selama ini pertanian identik dengan kemiskinan. Memang kalau kita amati sebagian besar masyarakat itu petani."
"Bagaimana kepala daerah bisa mengangkat petani sebagai orang yang bermartabat."
"Saya kira perlu komitmen daripada kepala daerah untuk membangun pertanian di wilayahnya masing-masing," jelas Samanhudi.
Baca juga: Petani Kupang Cetak Uang Palsu, Hendak Ditukar di Timor Leste
Baca juga: PKB Minta Kebijakan Subsidi Pupuk Jangan Rugikan Petani
Penyelamat di Masa Krisis
Lebih lanjut, Samanhudi menyebut sektor pertanian setidaknya telah dua kali mencatatkan sejarah masih bisa menunjukkan 'siungnya' di masa krisis.
"Setidaknya sudah dua kali bidang pertanian menunjukkan siungnya."
"Pada saat krisis moneter 1998, di mana bidang lain pada ambruk, pertanian tetep jaya, dan pada saat pandemi Covid-19 ini," ungkap Samanhudi.
Samanhudi menyebut dalam dua momen tersebut sektor pertanian masih bisa menunjukkan pertumbuhan yang positif.
"Usaha yang lain pada tumbang, pertanian masih berjalan bahkan menghasilkan yang bisa menghidupi saat masyarakat tidak bisa bekerja," ungkapnya.
Baca juga: Tanam Bibit Padi Hotong di Kabupaten Buru, Bella Shofie Janjikan Bagi Benih ke 1000 Petani
Maka dari itu, menurut Samanhudi, para calon kepala daerah harus memberi perhatian besar di dalamnya.
"Tentu ini hal yang tidak bisa ditampikkan bahwa bidang pertanian penting dan perlu mendapat perhatian," ucap Samanhudi.
Jika sektor pertanian sudah mendapatkan perhatian, fokus selanjutnya adalah membangun sumber daya manusia (SDM).
"Tinggal bagaimana pengembangan ke depan melalui pengembangan SDM."
"Dengan membekali inovasi, teknologi, dan kreativitas untuk lebih menekuni bidang pertanian," ungkap Samanhudi.
Baca juga: Rektor IPB: Sektor Pertanian Penyelamat Pembangunan Nasional di Masa Covid
Baca juga: Suharso Perintahkan Kepala Daerah di Sumbar yang Diusung PPP Perhatikan Sektor Pertanian
Diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 masih ada sejumlah sektor yang tumbuh positif, termasuk sektor pertanian.
Dilansir Kompas.com, sektor pertanian disebut Jokowi menjadi penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa di tengah pandemi, sektor pertanian telah menyumbangkan yang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dalam posisi mengalami perlambatan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas, Selasa (6/10/2020) lalu.
Kata Jokowi, pada kuartal kedua 2020 sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen.
Adapun pertumbuhan ekonomi nasional dalam periode yang sama terkontraksi ke minus 5,32 persen.
"Pertumbuhan positif di sektor pertanian ini perlu kita jaga momentumnya sehingga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan petani maupun nelayan," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan ke depannya petani dan nelayan perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah koperasi.
Dengan begitu, akan diperoleh skala ekonomi yang bisa mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, mengakses informasi, mengakses teknologi, meningkatkan efisiensi dan memperkuat pemasarannya.
"Pola pikir juga perlu berubah tidak semata-mata fokus kepada on farm tapi bergerak ke out farm, sisi pasca panen, sisi bisnisnya yaitu dengan membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pascapanen," kata Jokowi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Kompas.com/Ihsanuddin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.