Banggar Sebut Kondisi Ekonomi RI Memasuki Fase Titik Balik dari Keterpurukan
Meski masih mengalami kontraksi, namun seluruh komponen pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan trend meningkat bahkan telah melewati fase kritisnya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR MH Said Abdullah menilai kondisi perekonomian Indonesia memasuki fase titik balik (turning point) dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Meski masih mengalami kontraksi, namun seluruh komponen pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan trend meningkat bahkan telah melewati fase kritisnya.
"Momentum perkembangan ekonomi pada triwulan III-2020 sudah menemukan turning point, untuk kembali kepada track pertumbuhan ekonomi positif. Hal ini tercermin dari terjadinya perbaikan di berbagai sektor ekonomi nasional dari kondisi kontraksi yang dalam menuju ke arah zona positif pada triwulan III-2020,” kata Said, Jakarta, Senin (24/11).
Baca juga: Banpres Produktif Untuk Usaha Mikro Perkuat Ekonomi Korban Gempa Maluku
Menurutnya, seluruh komponen pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan trend meningkat, baik dari sisi pengeluaran maupun dari sisi lapangan usaha.
Membaiknya indikator ekonomi dari sisi lapangan usaha, menunjukkan kinerja ekonomi mulai membaik. Bahkan secara triwulan, seluruh lapangan usaha menunjukkan trend positif.
Demikian juga, secara tahunan beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif, diantaranya jasa kesehatan dan kegiatan sosial, informasi dan komunikasi, serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani ke Pemimpin Dunia: Pembalikan Ekonomi Masih Sangat Rapuh
“Sedangkan sektor lain, walaupun masih terjadi kontraksi, tapi sudah menunjukkan perbaikan,” ucapnya.
Said berharap titik balik perekonomian nasional pada triwulan III-2020 harus tetap dipertahankan hingga triwulan-IV atau hingga akhir tahun 2020.
Karena itu, kata Said, sisa waktu satu setengah bulan hingga akhir tahun 2020, harus bisa dioptimalkan oleh Pemerintah.
“Belanja perlindungan sosial harus dioptimalkan penyerapannya,” ucap Said.
Ia menyebut, salah satu kunci akselerasi pemulihan ekonomi nasional hingga akhir tahun, yairu optimalisasi penggunaan dana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020.
Realisasi pemanfaatan dana penanganan Covid-19 dan PEN hingga 11 November 2020 baru mencapai Rp 386,01 triliun atau setara 55,5 perswn dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.
“Karena itu, perlu upaya kerja keras, untuk bisa mewujudkan alokasi anggaran hingga mencapai 100 persen. Mengingat waktu tinggal 1,5 bulan lagi, jangan sampai PEN 2020 tidak bisa dioptimalkan,” tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.