Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menag Fachrul Razi Dorong Tokoh Agama Jadi Arus Utama Moderasi Beragama

Fachrul mengatakan pengarusutamaan moderasi beragama sangat mendesak dilakukan oleh tokoh agama.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menag Fachrul Razi Dorong Tokoh Agama Jadi Arus Utama Moderasi Beragama
Tribunnews/Jeprima
Menteri Agama, Fachrul Razi menyampaikan sejumlah catatan dan evaluasi penyelenggaraan umrah saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2020). Pada kesempatan itu Fachrul Razi menegaskan bahwa kabar adanya penutupan visa umrah bagi jemaah Indonesia adalah hoaks atau bohong. Jemaah Indonesia akan kembali berangkat umroh pada 22 November mendatang. Tribunnew/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mendorong para tokoh agama menjadi moderasi beragama.

Fachrul mengatakan pengarusutamaan moderasi beragama sangat mendesak dilakukan oleh tokoh agama.

“Kemenag berpandangan dialog kerukunan beragama saja tidak cukup memadai dalam merawat kemajemukan Indonesia,” ujar Menag dalam acara Colloquium Tokoh Agama, Rabu (25/11/2020).

Pada tanggal 16 November lalu diperingati dunia sebagai hari toleransi internasional yang dideklarasikan UNESCO dan dilatarbelakangi oleh kejadian-kejadian intoleransi di dunia.

Baca juga: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Poyuono: Tamat Sudah Cita-cita Prabowo Subianto Jadi Presiden

Padahal menurut Fachrul Razi, toleransi merupakan bentuk apresiasi pada kekayaan kebudayaan yang ada di dunia. 

“Toleransi menghormati HAM secara universal dan kebebasan fundamental antar manusia,” kata Menag.

Menag mengatakan toleransi beragama bukan hanya tugas moral bagi individu tapi juga moral bagi kelompok bangsa dan bernegara.

BERITA REKOMENDASI

Tak dipungkiri bahwa belakangan marak terjadi tindakan kekejian dan kekerasan (intoleransi) yang mengatasnamakan agama, tidak hanya di Indonesia tapi juga di banyak negara lain seperti kejadian di Prancis.

Fakta empiris menyatakan bahwa ujaran kebencian maupun hasutan yang dibungkus dalam hegemoni dan identitas SARA telah mengikis rasa saling menghormati, perdamaian dan persatuan.

“Ini sangat mengusik rasionalitas dan nurani masyarakat dunia, termasuk di Indonesia,” kata Menag.

Menag mengungkapkan keprihatinan dan mengecam tindakan-tindakan kekerasan yang menjurus ke arah perpecahan yang bermula dari prilaku intoleransi.

Sentimen yang diperdebatkan masyarakat dunia termasuk di Indonesia di media sosial maupun secara riil selalu diarahkan pada sentimen agama.


Padahal dari perspektif agama kemajemukan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Kemajemukan membuat kehidupan dinamis dan berwarna,” ujarnya.

Kemenag berkontribusi konkrit dalam penguatan moderasi beragama di Indonesia termasuk dengan mengadakan dialog keagamaan untuk memperingati hari toleransi internasional.

 Acara ini diharapkan menjadi perwujudan toleransi beragama di Indonesia, sesuai nilai luhur Pancasila dan ajaran mulia bagi masing-masing agama.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas