KSAD Jenderal Andika Perkasa: Jangan Sampai Prajurit Rado, Rajin Tapi Bodoh
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa meminta prajuritnya tidak ada yang bersifat rajin tapi bodoh.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa meminta prajuritnya tidak ada yang bersifat rajin tapi bodoh.
Mereka semua diminta untuk bisa memanfaatkan teknologi demi memperkuat daya tempur.
Demikian disampaikan Andika Perkasa saat menghadiri langsung latihan tempur gabungan Kartika Yudha tahun 2020 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD, Baturaja Timur, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Bertemu KSAD, Bamsoet Dukung TNI-Polri Terlibat Aktif dalam Vaksinasi Massal Covid-19
Menurut Andika, banyak hal yang mesti harus diperbaiki ke depannya untuk memperkuat daya tempur prajurit.
"Karena kita masih ingat apa kekurangan dua tahun lalu. Dan apa yang harus diperbaiki. Tapi, bagi saya kira harus smart. Jangan sampai rado, rajin tapi bodo. Saya ingin prajurit kita bertempur atau melakukan tugas apapun dengan smart," kata Andika.
Menurutnya, teknologi yang canggih dan terbarukan dapat meningkatkan daya serbu prajurit saat peperangan.
Baca juga: Kisah Letda Inf Ahmad Lina, Naik MRT Bareng Istri KSAD Hingga Jadi Perwira TNI AD Pertama dari SBT
Dia juga meminta prajuritnya tak ada yang alergi dengan teknologi.
"Kalau pakai teknologi bisa kenapa tidak. Kenapa harus pakai manual. Karena teknologi membuat semuanya lebih mudah lebih cepat lebih tepat. Dan banyak lagi. Jadi, yang saya ingin lihat justru bagaimana teknologi ini semakin disempurnakan. Yang tidak kelihatan tadi adalah komunikasi," ungkapnya.
Baca juga: KSAD Bentuk Tim Investigasi Gabungan Selidiki Tewasnya Pendeta Yeremia Zanambani
Kendati demikian, Andika tak mengaku bangga dengan prajuritnya yang telah banyak berubah dalam daya tempur.
Termasuk, penempatan alutsista hingga kendaraan taktis yang lebih banyak di lapangan.
"Jadi kendaraan tempur seperti leopard, seperti M113 tadi yang lapis baja tadi itu tahun lalu belum banyak yang kita tempatkan BMS Battle Management System. Di mana bukan hanya bisa komunikasi tetapi juga ada data video di situ."
"Nah tahun ini ada BMS personel yang dipakai personel. Tahun lalu belum ada. Ini kan satu peningkatan. Saya ingin melihat mereka lebih bisa menggunakan teknologi sehingga mereka tidak usah harus melakukan aktivitas maupun membidik menembak dengan cara-cara yang tradisional," ujarnya.