Pelaku Usaha Pariwisata Diminta Pahami Alasan Pemerintah yang Berencana Kurangi Libur Akhir Tahun
Satgas meminta pelaku usah di sektor pariwisata memahami alasan pemerintah yang berencana mengurangi libur cuti bersama akhir 2020.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 meminta pelaku usah di sektor pariwisata memahami alasan pemerintah yang berencana mengurangi libur cuti bersama akhir 2020.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pihaknya paham bahwa sektor pariwisata sangat terdampak oleh Pandemi Covid-19, namun menurutnya peningkatan kasus yang tidak terkendali justru akan juga berdampak buruk pada sektor pariwisata.
"Satgas memahami kondisi pelaku usaha di sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19 ini terutama mendekati akhir tahun. Namun demikian perlu diketahui bahwa peningkatan kasus positif yang tidak terkendali juga dapat berdampak buruk terhadap kelangsungan kegiatan usaha di berbagai sektor termasuk sektor pariwisata," kata Wiku dalam konferensi pers virtual di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (26/11/2020).
Baca juga: Sama dengan Menkes Terawan, Satgas Juga Belum Bisa Pastikan Dimulainya Vaksinasi Covid-19
Pemerintah saat ini masih mengkaji kemungkinan pengurangan hari libur cuti bersama tersebut. Berbagai masukan dipertimbangkan termasuk potensi dampak yang ditimbulkan apabila jumlah hari libur akhir tahun dikurangi.
"Kami mohon pengertian dari seluruh pihak agar kondisi aman dari Covid-19 betul-betul dapat terjaga meskipun nanti kita akan melalui libur akhir tahun ini," katanya.
Wiku mengatakan apapun keputusan yang diambil pemerintah terkait libur akhir tahun nantinya bertujuan untuk menjaga masyarakat dari paparan virus Corona atau SARS-CoV-2 itu.
Baca juga: Satgas Sebut 97 Persen Cold Chain Berfungsi untuk Menyimpan Vaksin Covid-19
Karena belajar dari pengalaman aktivitas masyarakat pada periode libur panjang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 secara signifikan.
"Seperti pada periode libur panjang Idul Fitri, hari kemerdekaan Indonesia serta libur pada akhir Oktober- awal November, dari data yang kami peroleh terdapat peningkatan kasus positif pasca libur panjang tersebut," pungkasnya.