Menaker Beberkan Tantangan Produktivitas Tenaga Kerja Menuju Era Bonus Demografi
Masih besarnya persentase pekerja dengan pendiikan SMP ke bawah mengakibatkan banyak pekerja yang masih memiliki skill atau kompetensi rendah
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan, Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada periode 2020 hingga 2030 mendatang.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah mengatakan, pada periode tersebut struktur penduduk Indonesia sebagian besar akan diisi oleh penduduk usia muda produktif berusia 20 hingga 39 tahun.
"Sehingga satu dekade ke depan menjadi penentuan kita untuk bisa memanfaatkan peluang besar yang hanya bisa terjadi sekali ini," ujarnya dalam webinar Kompas Talks 'Strategi Ketenagakerjaan Menghadap Bonus Demografi dan Perkembangan Industri' secara virtual, Sabtu (28/11/2020).
Sementara, kata dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada bulan Agustus 2020 ada sekitar 138 juta angkatan kerja.
Terdiri dari 128 juta penduduk yang bekerja dan 9,7 juta penganggur dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 7,07 persen.
Baca juga: Kemenkeu Berikan Pinjaman Rp 650 Miliar Dukung Program 1 Juta Rumah bagi MBR
Baca juga: Kemendikbud: Bonus Demografi Akan Menjadi Bom Jika Tidak Dimanfaatkan
Baca juga: Pelayanan Terhadap Tenaga Kesehatan Dapat Eksposur Positif Tertinggi di Media Digital
Sementara, Ida menjelaskan, ada kenaikan jumlah penganggur dan TPT yang signifikan akibat dampak pandemi corona atau Covid-19.
"Menurut perhitungan BPS ada 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi. Hal ini tentu menambah beban di sektor ketenagakerjaan, selain dari tambahan 2 hingga 2,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahunnya," katanya.
Adapun dia menambahkan, data juga menunjukkan bahwa kita memiliki tantangan dari sisi kompetensi dan produktivitas.
"Masih besarnya persentase pekerja dengan pendiikan SMP ke bawah mengakibatkan banyak pekerja yang masih memiliki skill atau kompetensi rendah.
Meskipun ada sedikit angin segar untuk masa depan apabila kita melihat pada profil pemuda berumur 16 hingga 30 tahun yang bekerja dimana sudah lebih dari 60 persen yang berpendidikan SMA ke atas," pungkasnya.