TB Hasanuddin Prihatin Tragedi Pembunuhan di Sigi: 'Kelompok Teroris Harus Segera Ditumpas'
Hasanuddin menegaskan tragedi pembunuhan yang menewaskan 4 orang di Sigi harus segera diusut tuntas dan jangan dibiarkan berlarut-larut.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin menyampaikan keprihatinan mendalam atas tragedi pembunuhan yang menewaskan 4 orang di Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020) pagi.
Pelaku pembunuhan empat warga Desa Lembontonga Sigi ini diduga kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
"Saya mengucapkan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Minggu (29/11/2020)
Hasanuddin menegaskan kejadian ini harus segera diusut tuntas dan jangan dibiarkan berlarut-larut.
Bahkan bila diperlukan, kata Hasanuddin, seluruh sumber daya dan kekuatan harus dikerahkan untuk menumpas pelaku pembunuhan yang diketahui merupakan kelompok teroris.
"Kelompok teroris ini harus segera ditumpas, mumpung kekuatannya masih kecil. Kalau dibiarkan maka akan sulit untuk ditindak," tuturnya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki sejumlah satuan terbaik di TNI atau Polri.
"Ini saatnya mereka diturunkan untuk menumpas teroris," tegasnya.
Baca juga: Pembantaian Sadis Keluarga di Sigi: Warga Lari Ketakutan sampai Sembunyi di Hutan, 150 KK Mengungsi
Tetapi, kata Hasanuddin, harus segera diselesaikan dulu payung hukumnya atau aturan undang-undangnya, yakni Peraturan Presiden (Perpres) Pelibatan TNI dalam Pemberantasan Terorisme.
"Perpres ini sudah ditunggu hampir 2 tahun, maka harus segera dirampungkan. Bila dibiarkan terlalu lama, kejadian seperti ini bisa terulang lagi," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, empat orang warga di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga menjadi korban pembunuhan dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Para korban dieksekusi langsung oleh Ali Kalora.
Selain itu, pelaku juga sempat membakar salah satu rumah di sekitar perkampungan itu.
Polisi menyatakan tindakan tersebut bertujuan untuk menyebarkan teror di masyarakat.
Aparat kepolisian juga mengungsikan sedikitnya 150 KK dari desa tersebut untuk mengantisipasi kejadian serupa.