Setiap Libur Panjang Jadi Tren Kenaikan Kasus Covid-19, Satgas Ingatkan 3M dan Hindari Kerumunan
Masa libur panjang Natal dan akhir tahun, diharapkan jangan menjadi "musim panen" kasus covid-19.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa libur panjang Natal dan akhir tahun, diharapkan jangan menjadi "musim panen" kasus covid-19.
Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan, hal ini cukup beralasan, karena dari pengalaman pada masa libur panjang sebelumnya, peningkatan jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif akan terjadi pada sekitar 2 pekan setelahnya.
"Setiap periode libur panjang berlangsung, panen kasus pasti akan terjadi pada 10 - 14 hari setelahnya," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangannya, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan Masyarakat Cegah Kenaikan Kasus Dengan Disiplin 3M Selama Libur Panjang
Dalam mengantisipasi masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021, Satgas Covid-19 Pusat menyarankan ada beberapa hal yang harus dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi kenaikan kasus.
Pertama, kepada seluruh Kepala Daerah untuk mengoptimalisasi penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan.
"Lakukan ini tanpa pandang bulu kepada seluruh masyarakat," tegas Wiku.
Pemerintah daerah harus berani dan tegas membubarkan kerumunan dan melakukan amplifikasi kampanye 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Masyarakat harus mengerti bahwa di masa pandemi ini, aplikasi 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan.
Baca juga: 4 Pesan Penting Satgas Covid-19 Jelang Pemungutan Suara Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020
Kedua, masyarakat diminta untuk bijaksana dan sadar untuk meminimalisasi mobilitas.
Karena, dari hasil temuan dari Yilmazkuday tahun 2020, menyebutkan peningkatan intensitas untuk tetap di dalam rumah.
Dari hasil studinya, denagn menurangi kunjungan ke area publik sebesar 1%, sudah dapat mengurangi puluhan kasus dan kematian Covid-19 per minggu.
"Temuan ini harusnya dapat memotivasi kita semua untuk mengambil pilihan bijak yaitu tinggal di rumah dan menghindari keramaian," ungkapnya.
Meskipun sulit, Wiku berharap masyarakat sepenuhnya sadar bahwa pilihan untuk mengurangi kunjungan ke area publik untuk melindungi diri sendiri dan utamanya orang-orang terdekat.