Jelang Libur Panjang Natal dan Tahun Baru, Satgas Ingatkan Disiplin 3M agar Tak 'Panen Kasus'
Satgas Covid-19 mengingatkan agar masyarakat disiplin 3M menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengingatkan agar masyarakat disiplin menerapkan gerakan 3M menjelang masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
Pasalnya, melihat pengalaman libur panjang sebelumnya, peningkatan kasus selalu terjadi sekitar dua minggu setelahnya.
Hal ini disampaikan Wiku dalam konferensi pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Pemerintah Pangkas Libur Panjang Akhir Tahun, 28-30 Desember 2020 Masuk Kerja Seperti Biasa
Baca juga: Menko PMK Minta Kepala Daerah Siapkan Layanan Kesehatan untuk Hadapi Libur Panjang
"Setiap periode libur panjang berlangsung, panen kasus pasti akan terjadi pada 10 - 14 hari setelahnya," kata Wiku, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (4/12/2020).
Untuk itu, Satgas Covid-19 menyarankan beberapa hal yang harus dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi kenaikan kasus.
Pertama, Wiku mengingatkan kepada seluruh kepala daerah untuk mengoptimalisasi penegakan disiplin terhadap protokol kesehatan.
"Lakukan ini tanpa pandang bulu kepada seluruh masyarakat," tegas Wiku.
Menurutnya, pemerintah daerah harus berani dan tegas membubarkan kerumunan.
Juga memaksimalkan kampanye 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Menurutnya, masyarakat harus mengerti di masa pandemi ini, penerapan 3M merupakan kewajiban dan bukan pilihan.
Baca juga: Terjadi Lonjakan Kasus Positif Setiap Libur Panjang, Saat HUT RI Lalu Naik 58-118 Persen
Baca juga: Pemerintah Putuskan Pangkas Libur Panjang Akhir Tahun
Kedua, lanjut Wiku, masyarakat diminta untuk bijaksana dan sadar untuk meminimalisasi mobilitas.
Wiku kemudian membeberkan hasil temuan dari Yilmazkuday tahun 2020 tentang peningkatan intensitas untuk tetap di dalam rumah.
Dari hasil studinya, dengan mengurangi kunjungan ke area publik sebesar 1 persen, dapat mengurangi puluhan kasus dan kematian Covid-19 per minggu.
"Temuan ini harusnya dapat memotivasi kita semua untuk mengambil pilihan bijak yaitu tinggal di rumah dan menghindari keramaian," ungkapnya.