Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Nadiem Makarim Hapus UN karena Jadi Instrumen yang Justru Diskriminatif 

"Bagaimana bisa kita mengambil tes dua tiga jam tiba-tiba masa depan dia bergantung pada tes itu, itu tidak fair, tidak adil," sambung Nadiem.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Cerita Nadiem Makarim Hapus UN karena Jadi Instrumen yang Justru Diskriminatif 
Tangkap layar channel YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) resmi menggantikan Ujian Nasional (UN) dengan Assesmen Nasional. 

Assesmen Nasional terdiri dari tiga bagian yaitu Assesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

Sistem Assesmen Nasional ini akan berlaku mulai tahun 2021.

Baca juga: Ujian Nasional Tahun Depan Dihapus, Diganti dangan Assesment Nasional: Ada 3 Aspek yang Dinilai

Peniadaan UN menjadi penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan sistem evaluasi pendidikan. 

"Meniadakan UN salah satu perubahan fundamental dari sistem pendidikan kita. Ini pertamakali lakukan," ucap Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim saat berbincang dengan Aktor Ikbal Ramadan di Live Instagram, Jumat (11/12/2020).

UN yang sebelumnya mengukur potensi atau bahkan menentukan masa depan peserta didik dinilai Nadiem sebagai sebuah kesalahan.

Baca juga: Kemendikbud Alokasikan Rp 1,48 Triliun untuk Pengganti Ujian Nasional 2021

Berita Rekomendasi

Sistem assesmen nasional, lanjut Nadiem, harusnya dilakukan untuk mengukur kualitas daripada sistem pendidikan, yaitu kualitas sekolahnya. 

"Ini adalah kesalahan yang ada sebelumnya, yang kita koreksi," ujar Nadiem.

"Bagaimana bisa kita mengambil tes dua tiga jam tiba-tiba masa depan dia bergantung pada tes itu, itu tidak fair, tidak adil," sambung Nadiem.

Nadiem menceritakan, saat penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) keluar, Indonesia mendapat ranking rendah di bidang pendidikan. 

Penilaian dari PISA ini sempat menjadi animo krisis pembelajaran di Tanah Air.

"Makanya kita melakukan reformasi (pendidikan) secara cepat," kata Nadiem. 

Reformasi pendidikan di sini dimaksudkan mengganti UN dengan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas