Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 Bulan Pandemi Covid-19, Masyarakat Dilanda Demam Cupang, Bersepeda dan Tanaman Hias

Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sejumlah hobi baru kian digandrungi mulai dari ikan cupang, bersepeda hingga merawat tanaman hias.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in 10 Bulan Pandemi Covid-19, Masyarakat Dilanda Demam Cupang, Bersepeda dan Tanaman Hias
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
Olahraga bersepeda kini sedang diminati oleh sebagian masyarakat di tengah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal. Selain bisa menghilangkan kejenuhan selama Work From Home (WFH) dan Learn From Home (LFH), masyarakat juga bisa berolahraga pada waktu yang bersamaan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa kini menjadi gemar bersepeda, salah satunya bersepeda menyusuri alam pedesaan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu (7/11/2020). Untuk mencegah penularan Covid-19 dalam berolahraga, pesepeda harus tetap menerapkan protokol keselamatan dan kesehatan selama bersepeda, seperti menggunakan helm, kacamata, masker, selalu mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, membawa botol minum sendiri, menjaga jarak, serta selalu menjaga kebersihan sepeda. Tribun Jateng/Hermawan Handaka 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbulan-bulan sudah virus corona atau Covid-19 melanda berbagai belahan dunia

Dari waktu ke waktu, semakin banyak negara melaporkan kasus infeksi virus corona.

Di Indonesia, virus ini pertama kali terkonfirmasi pada 11 Maret 2020.

10 bulan berlalu hingga akhir tahun 2020, pandemi ini tidak kunjung berakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyatakan virus corona sebagai pandemi global.

Baca juga: Update Corona di 34 Provinsi: Kasus Positif Baru di Jakarta dan Jabar Lebih 1.000 Orang dalam 24 Jam

Situasi ini mengubah banyak hal dalam kehidupan.

Setiap orang harus mentaati protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berita Rekomendasi

Di Indonesia, pandemi ini memunculkan beragam hobi baru hingga tren di masyarakat.

Tak jarang, hobi baru itu malah menambah pundi-pundi.

Termasuk pula obat penghilang stress karena aktivitas masyarakat dibatasi.

1. Ikan cupang

Budidaya ikan cupang di tengah situasi pandemi virus Corona atau Covid-19 ternyata sangat menjanjikan.

Di tengah kondisi yang mengharuskan sebagian besar masyarakat untuk berada di rumah, jumlah penghobi ikan cupang justru meningkat drastis.

Pembudidaya kini didominasi para pekerja yang bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH).

Ada yang mengoleksi ikan cupang untuk kesenangan dan mengisi waktu luang, ada juga yang diperuntukkan sebagai bisnis.

Walhasil, para petani dan pebisnis ikan cupang meraih profit yang besar.

Keuntungan yang diperoleh dari beredagang atau bertani ikan cupang kini bahkan mencapai puluhan juta tiap bulannya.

Efron, seorang pengusaha ikan cupang dalam acara Tribun Corner yang tayang di YouTube Tribunnews.com, Selasa (17/11/2020).
Efron, seorang pengusaha ikan cupang dalam acara Tribun Corner yang tayang di YouTube Tribunnews.com, Selasa (17/11/2020). (tangkap layar youtube Tribunnews.com)

Irvan Novendra, seorang petani ikan cupang, mengakui bahwa keuntungan bisnisnya melonjak pesat di tengah situasi pandemi Covid-19.

Alasannya tak lain pangsa pasar ikan cupang yang kini didominasi pekerja yang WFH.

Keuntungan harian Irvan dari budidaya dan berdagang ikan cupang di tengah situasi Covid-19 mencapai jutaan rupiah.

"Untuk harian, kalau dihitung rata-rata Rp 1,5 juta - Rp 2 juta itu saya bisa megang. Kalau bulanannya bisa dikali saja, bisa Rp 30 juta atau tidak Rp 40 juta," ucap Irvan kepada Tribun Network, Jumat (25/9/2020).

Makin Langka Coraknya, Semakin Mahal

Irvan menuturkan, harga ikan cupang multi colour lebih stabil di pasaran.

Harga ikan cupang jenis ini, bila dibeli langsung dari petaninya berkisar antara Rp 35 ribu - Rp 50 ribu.

"Sudah masuk di reseller itu bisa Rp 100 ribu - Rp 200 ribu, tergantung grade-nya masing-masing," ucap Irvan.

Ikan cupang memiliki grade-nya masing-masing.

Grade tersebut memberikan kriteria tersendiri yang menunjukkan kekhasan dari ikan cupang.

Sementara ikan cupang jenis gaint, lanjut Irvan, harganya berkisar di atas Rp 100 ribu.

Harga tersebut barulah untuk bibit ikan cupang jenis Gaint.

"Karena dari sisi perawatan dan pembesaran cupang gaint ini lebih sulit. Ini perbedaan harga yang jelas antara cupang jenis plakat dan gaint," katanya.

"Antar jenis lainnya cenderung relatif, karena dia punya sedikit keunikan. Ikan cupang ini karena sudah banyak kawin silang warnanya juga beragam. Semakin langka corak warnanya, maka semakin mahal harganya," katanya lagi.

Jenis ikan cupang yang populer adalah halfmoon, veiltail, double tail, giant, plakat, hingga crown tail.

Variasi warna dari ikan cupang ini dianggap mampu menghilangkan rasa bosan ketika harus tetap tinggal di rumah saja.

Bahkan, peminat ikan cupang ini berasal dari berbagai kalangan.

Mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Petani ikan cupang merapikan dan merawat ikan cupang di Farm Budidaya Ikan Cupang, Depok, Jumat (25/9/2020). Petani ikan cupang Irvan mengakui bahwa keuntungan bisnisnya melonjak pesat di tengah situasi pandemi Covid-19. TRIBUNNEWS/LUSIUS GENIK
Petani ikan cupang merapikan dan merawat ikan cupang di Farm Budidaya Ikan Cupang, Depok, Jumat (25/9/2020). Petani ikan cupang Irvan mengakui bahwa keuntungan bisnisnya melonjak pesat di tengah situasi pandemi Covid-19. TRIBUNNEWS/LUSIUS GENIK (TRIBUN/LUSIUS GENIK)

Harga jual ikan cupang sebelum pandemi dapat dikatakan relatif stabil.

Memasuki tiga bulan pandemi Covid-19, minat masyarakat terhadap ikan cupang semakin tinggi, sedangkan stoknya terbatas.

Hal tersebut menyebabkan harga jual ikan cupang naik.

Menurut satu pembudidaya ikan cupang, Dani, omset dari pendapatan ikan cupang ini dapat meningkat hingga 1.000 persen.

Melihat peluang bisnis ikan cupang tengah naik daun, banyak penjual yang memulai bisnisnya bukan karena menyukai ikan cupang, tetapi sebagai imbas dari yang terkena PHK maupun merintis usaha baru.

2. Bersepeda

Penjualan sepeda mengalami lonjakan sebanyak dua kali lipat selama terjadinya wabah Covid-19.

Bahkan, hingga enam bulan pertama tahun 2020, produsen sepeda merek Element, Police Bike, Camp, Ion, dan Capriolo sudah berhasil merealisasikan penjualan dari total target volume penjualan, yaitu 300.000 unit hingga akhir tahun 2020.

Meningkatnya permintaan sepeda yang melonjak ini disinyalir terjadi sejak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang diikuti oleh kota-kota lain.

Brand Director PT Insera Sena William Gozali menganggap, masyarakat banyak membeli sepeda karena merasa bosan dan membutuhkan moda alternatif yang aman digunakan.

Selain itu, masyarakat juga semakin menyadari pentingnya berolahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Bahkan, maraknya konten bersepeda yang dibagikan komunitas atau pemilik hobi bersepeda di media sosial pun turut mendorong keinginan masyarakat untuk mengikuti tren bersepeda.

Jenis yang paling banyak diminati adalah sepeda lipat.

Sedangkan sepeda gunung, sepeda balap, dan sepeda anak (ukuran 12, 14, 16) hanya mengalami sedikit peningkatan.

Gowes atau bersepeda menjadi hobi yang saat ini banyak digemari.

Karena olahraga ini menjadikan tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.

Dengan bersepeda juga bisa meng-eksplore lokasi-lokasi yang tidak bisa dijangkau menggunakan mobil maupun kendaraan lainnya.

Bahkan seseorang bisa lebih dekat dengan alam dan menikmati alam lebih dekat saat bersepeda.

Kaum yang juga hobi gowes saat ini adalah milenial.

Sepeda yang cocok digunakan oleh kaum milenial adalah sepeda Dahon.

Dimana sepeda ini mampu menciptakan kebebasan untuk bersepeda ke mana pun, dan kapan pun.

Kaum milenial bisa pergi sejauh mungkin sesuai dengan keinginannya.

3. Tanaman Hias : Janda Bolong sampai Skulen

Kegiatan berkebun dengan menanam tanaman hias dianggap mampu mengusir kebosanan dan mengisi waktu luang ketika harus di rumah saja karena pandemi Covid-19.

Beberapa tanaman yang populer selama pandemi adalah Monstera (Janda Bolong), Maranta Red Prayer Plant, Calathea, Alocasia, Philodendron, Caladium, Aglonema, Hoya Carnosa, dan Euphorbia.

Jenis tanaman yang mendapat banyak perhatian adalah janda bolong.

Tanaman hias janda bolong atau nama latinnya monstera saat ini lagi naik daun karena harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Tanaman hias janda bolong atau nama latinnya monstera saat ini lagi naik daun karena harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. (Tribunjualbeli.com)

Masyarakat menyukai tanaman ini karena terlihat estetik atau instagramable ketika diletakkan di rumah dan fotonya diposting di media sosial.

Selain tanaman hias, jenis kaktus atau skulen juga banyak digemari.

Bentuknya yang unik dan kecil, ditambah lagi perawatannya yang simpel membuat tanaman ini juga banyak diburu dan dikoleksi untuk mempercantik sudut rumah hingga diletakkan di meja.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas