Soroti Mensos dan Menteri KKP Baru, Politisi Nasdem: Secepatnya Bangun Kepercayaan Publik
Politisi Partai Nasdem Saan Mustopa soroti Mensos Tri Rismaharini dan Menteri KPP Sakti Wahyu Trenggono untuk secepatnya bangun kepercayaan publik.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Reshuffle kabinet, politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Saan Mustopa soroti dua menteri baru, yakni Menteri Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Menteri Sosial (Mensos).
Diketahui, Sakti Wahyu Trenggono duduki posisi Menteri KKP dan Tri Rismaharani sebagai Mensos.
Saan Mustopa menyarankan menteri-menteri untuk membangun kepercayaan publik, khususnya KPP dan Kemensos.
Hal ini disampaikannya pada diskusi online bertajuk Sim Salabim Ganti Menteri di Tengah Pandemi yang diadakan oleh Beranda Ruang Diskusi, Rabu (23/12/2020).
Baca juga: Golkar Tak Masalah Menkes Bukan dari Kalangan Dokter: Pandemi Bukan Hanya Masalah Kesehatan
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Resmi Jabat Menteri Kesehatan, Politisi PDIP: Kita Harap Ini Tidak Spekulatif
"Terkait menteri-menteri, bagaimana membangun kepercayaan publik."
"Pada KPP dan Kemensos, bagaimana ibu Risma dan bapak Sakti Wahyu Trenggono juga bisa secepatnya memberikan kepercayaan itu," kata Saan.
Menurutnya, kepercayaan publik pada pemerintah menjadi hal yang penting di tengah pandemi .
"Di tengah pandemi, kepercayaan publik ini penting kepada pemerintah." ucapnya.
"Jadi, masyarakat lebih tenang dan nyaman," lanjutnya.
Politisi Nasdem ini berharap tidak ada lagi insiden menteri yang terjerat kasus hukum lagi.
Baca juga: Pesan Jokowi kepada Wakil Menteri Kesehatan
Baca juga: Reshuffle Kabinet, Pengamat: Jokowi Siapkan Pengganti dari Teknokrat
Hal ini mengingat dua menteri sebelumnya tertangkap akibat kasus korupsi, yakni eks Menteri KKP Edhy Prabowo dan eks Mensos Juliari Batubara.
"Tidak ada lagi kejadian pada menteri terkait hukum, karena memperburuk dampak situasi pandemi," kata Saan.
Sebelumnya, Saan setuju adanya statement reshuffle kabinet merupakan kebutuhan mendesak,
"Reshuffle, saya sepakat ini kebutuhan yang mendesak," ujar Saan.