LIPI: Sampah Medis di Muara Sungai Menuju Teluk Jakarta Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil monitoring sampah APD selama pandemi Covid-19.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis hasil monitoring sampah APD selama pandemi Covid-19.
Dalam jurnal Chemosphere berjudul "Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic", para peneliti LIPI menyimpulkan sampah medis di muara sungai menuju Teluk Jakarta semasa pandemi Covid-19 mengalami peningkatan.
Riset ini merupakan kolaborasi peneliti LIPI M. Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Marindah Yulia Iswari dengan Prof. Etty Riani (IPB) dan Dr. Nurhasanah (UT).
Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, M. Reza Cordova mengatakan plastik mendominasi sampah di muara sungai sebanyak 46-57 persen dari total sampah yang ditemukan.
"Jumlah sampah secara umum yang sedikit meningkat atau sebesar lima persen, namun mengalami penurunan berat sebesar 23-28 persen," ucap Reza melalui keterangan tertulis, Kamis (31/12/2020).
Baca juga: Jepang Antisipasi Meningkatnya Jumlah Sampah di Akhir Tahun akibat Pandemi Covid-19
Baca juga: Survei 2019: 92 Persen Rumah Tangga Minta Pemerintah Buat Sistem Manajemen Sampah
Riset ini mengidentifikasi tujuh tipe dan 19 kategori sampah menuju Teluk Jakarta melalui Sungai Marunda dan Cilincing di bulan Maret-April 2020.
Menurut Reza, hal ini menguatkan indikasi perubahan komposisi sampah semasa pandemi, yaitu meningkatnya sampah berbahan plastik yang relatif lebih ringan.
Reza menyebutkan, riset monitoring sampah di muara sungai ini mencatat kehadiran sampah APD, seperti masker medis, sarung tangan, pakaian hazmat, pelindung wajah, jas hujan, yang sangat mencolok dibandingkan dengan sebelum pandemi.
"Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton per harinya," jelas Reza.
Dirinya berharap peningkatan sampah APD di lingkungan mendorong perbaikan pengelolaan sampah medis yang bersumber dari rumah tangga.
"Sampah APD meningkatkan beban pencemaran. Tidak menutup kemungkinan sampah tersebut menjadi tempat ‘penempelan’ mikroorganisme patogen dan bahan berbahaya bagi ekosistem perairan, serta melepas bahan aditif lainnya," pungkas Reza.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.