Mensos: Menolong Orang Harus Sampai Tuntas
Pelatihan keterampilan yang diberikan kepada PM diharapkan dapat menjadi bekal mereka untuk bekerja atau berwirausaha.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat melakukan kunjungan kerja di Balai Karya "Mulya Jaya" Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Mensos Risma meninjau sarana dan prasarana pelayanan yang tersedia di Balai.
Mensos berkeinginan agar Balai tidak hanya memberikan layanan rehabilitasi sosial, tetapi sekaligus pemberdayaan sosial dan memastikan Penerima Manfaat (PM) yang dilayani betul-betul bisa mandiri.
Pelatihan keterampilan yang diberikan kepada PM diharapkan dapat menjadi bekal mereka untuk bekerja atau berwirausaha.
Risma menekankan agar PM yang telah selesai mengikuti kegiatan rehabilitasi sosial di Balai, dapat langsung melakukan aktivitas yang lebih produktif.
Baca juga: Kemensos Tegaskan Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma Bukan Hasil Rekayasa
Mensos minta bukan hanya jumlah target orang yang dilayani oleh Balai, tetapi kualitas layanan harus benar-benar dijaga.
Karena itu, perkembangan PM harus dipantau dan ada roadmap untuk memantau perkembangan PM tersebut.
“Kita harus tau progresnya, sampai kita harus tau mapping hasil survey mereka itu pendapatannya berapa. Itu harus kita pantau supaya outputnya jelas. Jadi kalau kita mau bantu orang sampai menghantarkan orang itu bener-bener sukses,” ujar Risma.
Mantan Walikota Surabaya itu ingin agar PM harus bisa sukses dan berhasil dalam kehidupannya, sehingga perlu diberikan tambahan-tambahan pelatihan advance/profesional, seperti bagaimana merencanakan usaha, mengelola usaha, bahkan mengelola keuangan.
“Jadi tidak sekedar melatih PM membuat produk, tapi juga bagaimana cara memasarkan produk, packaging-nya harus bagus, jadi orang tertarik untuk membeli. Dan dari awal sudah diajarkan pemasaran produk secara online” kata Risma.
Mensos ingin produk-produk yang dihasilkan PM bisa dipasarkan bukan hanya untuk kelas menengah kebawah, tetapi juga kelas menengah keatas, sehingga memiliki nilai tambah atau margin keuntungan yang lebih besar.
Untuk itu standar kualitas produk harus ditingkatkan serta mempunya brand/merk.
“Kita harus dorong kalau ada PM yang punya potensi, ngga apa-apa untuk dikembangkan potensinya, disekolahkan atau dilatih lagi. Jadi, kita pastikan mereka harus mentas,”pungkas Mensos.
Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat menyampaikan Balai Karya Mulya Jaya selama ini menangani warga yang mengalami Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang.
Mensos berkunjung ke Balai karena merupakan salah satu solusi yang akan menyentuh/menyelesaikan permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat paling miskin, yang terpinggirkan seperti masyarakat yang tinggal di kolong jembatan, bantaran kali serta permukiman kumuh lainnya.
Menurut Harry Hikmat, Mensos begitu besar keberpihakannya kepada masyarakat yang sangat miskin.
Mensos sudah berkunjung ke berbagai tempat, semua orientasinya ke masyarakat yang susah, sulit, masyarakat miskin dengan berbagai persoalan seperti ketelantaran, disabilitas, korban kekerasan, eksploitasi bukan hanya kemiskinan, tetapi lebih kompleks persoalannya.
“Kami sangat terpanggil karena Mensos begitu besar keberpihakannya kepada masyarakat yang sangat miskin. Sebagai pelaksana di Kemensos, Kami harus melakukan upaya-upaya lanjutan yang sifatnya bisa menyelesaikan masalah. Misalnya, mereka bisa akses terhadap layanan kebutuhan dasar (identitas, pendidikan, kesehatan, pekerjaan),” ujar Harry.
“Dari kegiatan kunjungan Mensos ke lapangan, intinya adalah sebuah proses rehabilitasi sosial yang terintegrasi dengan pemberdayaan sosial, dan ending-ya adalah kemandirian, sehingga PM betul-betul naik kelas, terangkat,” tegas Harry.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.