KPK Minta Istri Nurhadi Jangan Mangkir Lagi Jalani Pemeriksaan
mengimbau Tin Zuraida, istri dari eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi agar bersikap kooperatif.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengimbau Tin Zuraida, istri dari eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi agar bersikap kooperatif.
Tin yang sempat bekerja sebagai Staf Ahli Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara itu mangkir dari pemeriksaan pada Selasa (12/1/2021).
Tin harusnya menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dengan sengaja mencegah dan merintangi atau menggagalkan secara langsung penyidikan dalam perkara Nurhadi dkk.
Dalam kasus itu, KPK menjerat Ferdy Yuman sebagai tersangka. Ferdy diduga berperan dalam menyembunyikan Nurhadi dan menantunya Rezky Herbiyono.
Baca juga: Nasib Pilu Zuraida Hanum setelah Divonis Hukuman Mati, Kini Malah Kehilangan Hak Asuh Anak
"Tin Zuraida, tanpa keterangan dan akan dilakukan pemanggilan kembali. KPK tetap menghimbau untuk kooperatif memenuhi kewajiban hukum tersebut," kata Plt Juru Bicara Penindakan KPK Ali Fikri melalui keterangannya, Rabu (13/1/2021).
Tak hanya Tin Zuraida, tim penyidik KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap dua saksi lainnya, yaitu Oktaria Iswara Zen (karyawan swasta) dan Edna Dibayanti (karyawan swasta).
"Kedua saksi dilakukan penjadwalan ulang," kata Ali.
Baca juga: Tin Zuraida Dikulik KPK Soal Perizinan Nopol Rahasia yang Digunakan Hiendra Soenjoto saat Buron
KPK resmi menahan Ferdy Yuman pada Minggu (10/1/2021). Plh Deputi Penindakan KPK Setyo Budiyanto menyatakan bahwa Ferdy Yuman merupakan supir yang bekerja untuk keluarga Rezky sejak 2017. Dia disebut berperan besar dalam upaya Nurhadi sembunyi dari kejaran KPK.
Salah satunya adalah ketika KPK berupaya menangkap Nurhadi pada Juni tahun lalu di Jalan Simprug Golf 17 Suites 1, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat itu, menurut Setyo, Ferdy telah menunggu di dalam mobil Toyota Fortuner hitam dengan pelat nomor kendaraan yang diduga palsu.
Mobil itu terparkir di luar pintu gerbang rumah untuk bersiap-siap menjemput Rezky Herbiyono bersama keluarganya.
"Saat tim mendekati mobil tersebut, FY langsung pergi dengan mengemudi menggunakan kecepatan tinggi dan menghilang ke arah Senayan, sedangkan tim KPK kembali ke arah rumah Nurhadi dan berhasil menangkap dan mengamankan Nurhadi dan Rezky Herbiyono di dalam rumah tersebut," kata Setyo.
Ia menjelaskan pada 11 Februari 2020, KPK telah menerbitkan daftar pencairan orang (DPO) atas nama tersangka Nurhadi, Rezky Herbiyono, dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (MIT) Hiendra Soenjoto.
Selain itu, menurut Setyo, Ferdy Yuman juga berperan aktif dalam penyewaan rumah di Jalan Golf 17 Suite 1 yang digunakan Nurhadi dan Rezky Herbiyono dalam pelariannya.
"Pada Februari 2020, FY atas perintah dari Rezky Herbiyono membuat perjanjian sewa menyewa rumah di Jalan Simprug Golf 17 Suites 1 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. dengan pemilik rumah dan sekaligus menyerahkan uang sewa secara tunai sebesar Rp490 juta," kata Setyo.
Pada bulan yang sama, lanjut dia, Nurhadi bersama dengan istrinya Tin Zuraida dan keluarga Nurhadi lainnya beserta dua asisten rumah tangga menempati rumah di Jalan Simprug Golf 17 Suites 1 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tersebut.
Selain itu, kata dia, pada Juli 2020, tim penyidik KPK menggeledah di rumah keluarga Ferdy yang berlokasi di Sidosermo, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, namun Ferdy dan pihak keluarganya tidak kooperatif.
Atas perbuatannya, Ferdy disangkakan melanggar Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
KPK menetapkan Nurhadi sebagai buronan pada Februari 2020. Dia dijerat kasus suap dan gratifikasi senilai total Rp 46 miliar dalam kurun waktu 2011-2016.