TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar sebuah video yang viral di media sosial.

Video yang diunggah oleh akun Twitter @bagasta8 menunjukkan acara tumpengan oleh DPD PDIP Bali.

Acara ini menjadi sorotan publik karena ada sesi tiup lilin dan suap-suapan tumpeng dengan menggunakan sendok yang sama.

Sementara, saat ini masih berada dalam masa pandemi Corona.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menilai, kepala daerah hingga presiden harus menjadi teladan baik dalam penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Kita berharap semua kepala daerah juga presiden tentunya itu bisa menjadi contoh yang baik dalam rangka penerapan protokol kesehatan," kata Saleh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/1/2021).

Saleh mengingatkan untuk mengimbau jika ada temuan yang melanggar protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Baca juga: Viral Video Sesi Suap-suapan Makanan Pakai Satu Sendok di Acara PDIP Bali

Sebagaimana anjuran pemerintah dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Kalaupun ada katakanlah kearifan-kearifan lokal atau kegiatan yang lainnya itu, jika memang masih mungkin untuk dihindari hal-hal yang melanggar prokes itu harus dihindari," ucapnya.

"Ibadah sajapun saat ini juga diatur. Orang di masjid sekarang kan juga jaga jarak. Jadi di masjid aja dulu sebelum covid orang dianjurkan untuk rapat di dalam salatnya, tapi sekarang malah justru dianjurkan untuk tetap menjaga prokes. Itu tentu di masjid juga dan saya kira di gereja dan rumah ibadah lainnya juga dianjurkan seperti itu," pungkasnya.

Seperti dikutip dari Kompas TV, acara DPD PDIP Bali itu digelar pada Sabtu (23/1/2021) lalu.

Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster menjelaskan acara ini diikuti oleh 25 peserta dan telah menjalani rapid test antigen sebelum acara.

Seluruh peserta pun dinyatakan negatif Covid-19.

Ketua DPD PDIP Bali I Wayan Koster mengatakan semua peserta mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.

Namun, hanya saat di sesi acara tumpengan tersebut para peserta membuka masker.

Soal momen suap-suapan dengan menggunakan satu sendok yang sama, I Wayan Koster menyebut hal tersebut dilakukan demi efektivitas.

Satu sendok dipakai dua orang, setelah itu yang lain 9 orang menggunakan sendok yang berbeda.