Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun
tag populer

Waspadai DBD, Tampungan Air Berpotensi Jadi Sarang Nyamuk

Ada 10 provinsi yang melaporkan jumlah kasus terbanyak di Indonesia dengan rincian Jawa Barat 10.772 kasus, Bali 8.930 kasus, Jawa Timur 5.948 kasus

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Waspadai DBD, Tampungan Air Berpotensi Jadi Sarang Nyamuk
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
FOGGING DBD - Warga RW 20 Kelurahan Cibodas Sari, Kota Tangerang, melakukan fogging demam berdarah dengue secara mandiri di lingkungan mereka, Minggu (3/1/2021). Kegiatan pemberantasan nyamuk anopheles dan aedes aegypti ini dilakukan setelah 3 orang warga setempat menjadi korban nyamuk yang mematikan tersebut. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit deman berdarah dengue (DBD) di masa pendemi tetap harus diwaspadai mengingat bahayanya bisa mengancam kematian. Pencegahan pembasmian jentik nyamuk, telor juga nyamuk dewasa adalah langkah jitu menghindari DBD.

Kementerian Kesehatan melaporkan orang yang terdampak DBD mencapai 35.101 orang di 2017, tahun 2018 mencapai 21.861 orang dan 2019 mencapai 112.954 orang dan hingga Juli 2020 mencapai 71,633 orang.

Jawa Barat menjadi provinsi dengan penderita DBD tertinggi saat ini.

Ada 10 provinsi yang melaporkan jumlah kasus terbanyak di Indonesia dengan rincian Jawa Barat 10.772 kasus, Bali 8.930 kasus, Jawa Timur 5.948 kasus, NTT 5.539 kasus, Lampung 5.135 kasus, DKI Jakarta 4.227 kasus, NTB 3.796 kasus, Jawa Tengah 2.846 kasus, Yogyakarta 2.720 kasus, dan Riau 2.255 kasus.

Muallif, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Seluruh Indonesia (DPP-Aspphami) mengungkapkan, musim penghujan sesuai dengan perkiraan Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) di tahun 2021 bisa berlangsung hingga bulan juni.

Hal ini dapat menyebabkan adanya sisa genangan air hujan di mana-mana seperti di pot bunga, kaleng, atau apapun yang bisa menjadi wadah air. Nyamuk biasanya senang dengan air bersih tertampung yang disebutkan tadi.

"Kami mendorong pemerintah buat program terkait DBD. Jangan yang sifatnya kuratif, melainkan preventif demi kebaikan dan kesehatan bersama," kata Muallif di Jakarta, Jumat (29/1/2021).

Berita Rekomendasi

Dia menjelaskan, program pencegahan DBD dapat meminimalisir jatuhnya angka pasien yang terdampak DBD. Mengingat angka yang terkena DBD di 2019 cukup tinggi.

Karena itu, pemerintah perlu melakukan edukasi dan sosialisasi langkah pencegahan ke masyarakat dengan menggalakkan 3M, yaitu, menguras, menutup, dan memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi tempat tinggal nyamuk serta segala bentuk pencegahan lainnya.

Menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain sebagainya.

Sementara, menutup berupa upaya menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Lalu, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

"Ini biayanya lebih murah dan terjangkau dibandingkan biaya pengobatan DBD dan bisa dikendalikan," katanya.

FOGGING DBD - Warga Rw 20 Kelurahan Cibodas Sari, Kota Tangerang, melakukan fogging demam berdarah dengue secara mandiri di lingkungan mereka, Minggu (3/1/2021). Kegiatan pemberantasan nyamuk anopheles dan aedes aegypti ini dilakukan setelah 3 orang warga setempat menjadi korban nyamuk yang mematikan tersebut. WARTA KOTA/NUR ICHSAN
FOGGING DBD - Warga RW 20 Kelurahan Cibodas Sari, Kota Tangerang, melakukan fogging demam berdarah dengue secara mandiri di lingkungan mereka, Minggu (3/1/2021). Kegiatan pemberantasan nyamuk anopheles dan aedes aegypti ini dilakukan setelah 3 orang warga setempat menjadi korban nyamuk yang mematikan tersebut. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Di 2016 lalu, Kementerian Kesehatan menganggarkan Rp56,3 miliar untuk pengendalian penyakit DBD.

"Karena adanya keterbatasan anggaran pemerintah dimasa pandemi ini, kami ASPPHAMI mengajak pihak swasta maupun masyarakat untuk berperan serta terhadap pencegahan dan pengendalian nyamuk DBD ini," ujarnya.

Seiring masih terdampaknya pandemi. Pihaknya berpengalaman dalam menangani penyemprotan desinfektan. Seharusnya, kata dia, penyemprotan desinfektan melibatkan Aspphami.

Namun demikian, ia memaklumi pandemi harus segera dicegah bersama. Maka banyak relawan terlibat penyemprotan cairan tersebut.

"Ini cairan kan enggak bisa sembarangan, kita terbiasa pakai Alat Pelindung Diri (APD) dan perusahaan yang menjadi anggota ASPPHAMI memiliki izin dan didukung tenaga profesional dan bersertifikat. Banyak relawan yang nyemprot, ya kita maklumi," katanya.

"Kami ASPPHAMI bersama anggota yang ada di 34 provinsi siap mendukung dan bersama-sama dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk perencanaan dan pengendalian populasi nyamuk DBD sehingga Indonesia terhindar dari KLB (kejadian luar biasa) demam berdarah, seperti yang pernah terjadi di tahun sebelumnya," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas