IPK Indonesia Melorot, Yenny Wahid Singgung Soal Bancakan Dana Bansos Covid-19
Pejabat publik harus berempati kepada masyarakat yang sedang kesusahan. Bukan justru sebaliknya memperkaya diri sendiri
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid menyoroti penurunan peringkat Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2020 yang diluncurkan oleh Transparency International Indonesia (TII).
Dirinya menyinggung soal korupsi dana bantuan sosial Covid-19 yang menjerat mantan Mensos Juliari Batubara.
"Akhir-akhir ini kita melihat bahwa ada banyak isu-isu yang masih kurang baik yang menyangkut banyak hal terkait penyelenggaraan pemerintahan.
Salah satunta kemarin, Transparancy International mengatakan bahwa indeks korupsi makin naik, lalu kita kelihat ada korupsi bansos dan lain sebagainya," ujar Yenny di Kantor BP2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (31/1/2021).
Yenny mengecam korupsi dana bansos di tengah krisis yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Gara-gara Satu Kasus Covid-19 Lokal, Kota Perth Australia Langsung Lockdown 5 Hari
Menurut Yenny, pejabat publik harus berempati kepada masyarakat yang sedang kesusahan. Bukan justru sebaliknya memperkaya diri sendiri.
"Kita kecam karena masyarakat sedang berjuang. Bahkan untuk hidup saja harus berjuang. Kita butuh pejabat yang mengerti hati masyarakat, bukan malah menjadikan masyarakat obyek untuk memperkaya diri mereka," tutur Yenny.
Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini berharap tidak ada lagi pejabat publik yang tega melakukan korupsi bansos.
"Jadi kita berharap tidak ada lagi peristiwa seperti bancakan bansos dan lain sebagainya. Mari berjuang bersama untuk masyarakat Indonesia," ucap Yenny.
Baca juga: Yenny Wahid Tanggapi Kasus Ujaran Kebencian Abu Janda: Representasi NU Tidak Membuat Keresahan
Berdasarkan hasil IPK (2020 yang diluncurkan Transparency International Indonesia pada Kamis (28/1/2021), secara global skor IPK Indonesia turun tiga poin dari tahun lalu.
Peneliti TII Wawan Suyatmiko menjelaskan saat ini secara global Indonesia berada di peringkat 102 dengan skor 37. Sedangkan pada tahun sebelumnya, kata Wawan, Indonesia berada di peringkat 85 dengan skor 40.
Wawan mengatakan negara yang mempunyai skor dan rangking sama dengan Indonesia adalah Gambia.
"CPI (IPK) Indonesia tahun 2020 ini kita berada pada skor 37 dengan rangking 102 dan skor ini turun tiga poin dari tahun 2019 lalu. Tahun 2019 lalu kita berada pada skor 40 dan rangking 85," kata Wawan pada Kamis (28/1/2021).
Di tingkat ASEAN, kata Wawan, Singapura masih memegang peran penting dalam perolehan IPK di ASEAN dengan skor 85.