Kasus Covid-19 Indonesia Tak Terkendali, Solusi IDI: Batasi Mobilitas Masyarakat
Jauh lebih penting kini pemerintah bisa mencegah masyarakat agar tidak sakit atau terinfeksi virus corona.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto mengatakan, pemerintah harus melakukan pembatasan aktivitas masyarakat.
Harapannya, agar kasus positif virus corona dapat dikendalikan atau bahkan diturunkan.
Menurutnya, usaha pemerintah untuk terus menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit tidak memberikan dampak yang langsung pada pengendalian pandemi.
Jauh lebih penting kini pemerintah bisa mencegah masyarakat agar tidak sakit atau terinfeksi virus corona.
Baca juga: Update Kasus Covid-19 Indonesia: Usul Lockdown Akhir Pekan, Kasus Lampaui India, Wisatawan Anjlok
"Kalau rumah sakit sudah overload. Nanti mengganggu hak orang banyak terutama yang sakit non-Covid. Jadi enggak maksimal. Baiknya menurunkan angka kesakitan, caranya membatasi mobilitas," ungkap Slamat saat dihubungi Tribunnnews.com, Senin (23
Ia menyarankan, sebaiknya pemerintah memperlakukan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) secara ketat.
Menurut Slamet, tidak ada pilihan untuk pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia, meski berdampak secara ekonomi.
"PSBB super ketat, bahasa kasarnya lockdown cuma memang ekonominya bisa jatuh. Tapi kalau enggak begitu masyarakat enggak displin. Vaksin belum ada," ujarnya.