KSP Sebut Pemulihan Ekonomi Indonesia Bergerak Positif, Tapi . . .
Panutan memaparkan, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Desember 2020, IKK bergerak ke level 96,5 dari posisi November 2020 pada level 92,
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi III Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden (KSP) Panutan S Sulendrakusuma mengatakan, meski masih terdampak pandemi Covid-19, ekonomi Indonesia terus berangsur pulih.
Terlihat dari beberapa indikator mulai dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indeks manufaktur, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), neraca perdagangan, hingga pelaksanaan vaksinasi.
“Indikator-indikator tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi mulai bergerak positif,” kata Panutan S. Sulendrakusuma dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (1/2/2021).
Secara rinci, Panutan memaparkan, berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Desember 2020, IKK bergerak ke level 96,5 dari posisi November 2020 pada level 92,0.
Peningkatan IKK ini mengindikasikan bahwa konsumen optimistis terhadap pemulihan ekonomi.
Dari hasil survei Bank Indonesia, Panutan menjelaskan, penguatan tersebut terlihat baik di kategori pengeluaran dan tingkat pendidikan.
Baca juga: Pemerintah Gandeng Swasta Pulihkan Industri Perikanan dari Pandemi Covid
Data ini diperoleh setelah melakukan survei di 14 kota di Indonesia dan menunjukkan bahwa Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Denpasar menduduki posisi tertinggi pada IKK.
“Naiknya IKK pada kota-kota tersebut didukung oleh menguatnya ekspektasi masyarakat terhadap pemulihan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja,” tambah Panutan.
Begitu juga dengan indeks manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur.
Pada Desember 2020, PMI Manufaktur yang berada pada level 51,3 bergerak positif menjadi 52 pada Januari 2021.
Menurut Panutan, naiknya PMI Manufaktur ini mengindikasikan bahwa terdapat aktivitas yang manufaktur yang lebih ekspansif. Kondisi ini juga menunjukkan naiknya permintaan yang akhirnya juga berpengaruh pada naiknya aktivitas produksi.
“Secara nasional ini merupakan berita yang sangat bangus, mengingat sektor manufaktur berkontribusi 21 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2019,” ungkapnya.
Di sisi lain, penyaluran KUR juga tumbuh positif. Panutan memaparkan, penyaluran dana KUR sudah mencapai 100 persen atau setara dengan Rp190 triliun pada 2020. Menurut Panutan, penyaluran KUR ini tergolong sukses, sehingga bisa membangkitkan aktivitas perekonomian masyarakat dan mendongkrak daya beli.
“Terutama dari sektor pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menguasai lapangan pekerjaan dan berkontribusi besar terhadap perekonomian,” jelas Panutan.
Sementara itu, Panutan juga mengungkapkan, neraca perdagangan mencatat surplus sebesar US$21,74 miliar.
Padahal, katanya, total ekspor secara kumulatif dari Januari hingga Desember 2020 mencapai turun 2,61 persen menjadi US$163,31 miliar. Adapun indikator yang terakhir dilihat dari pelaksanaan vaksinasi yang mulai berlangsung pada 13 Januari 2021.
“Ini memunculkan optimisme sendiri bagi masyarakat dan pelaku usaha,” kata Panutan.
Dengan berbagai indikator tersebut, Panutan pun berharap optimisme bisa terbangun kembali.
Namun ia tetap mengingatkan, penerapan protokol kesehatan berupa 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) dan praktik 3T (tracing, testing dan treatment) tetap harus berjalan agar pemulihan ekonomi bisa terus menurus lebih baik ke depannya.