Stafsus BPIP Romo Benny Imbau Masyarakat Hentikan Ujaran SARA di Medsos
Setiap kali kita bicara, beropini di publik, ruang publik atau medsos, tidak boleh lagi menyingung SARA, etnis, ras, juga hal-hal yang dirasa menyingu
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo berharap isu SARA tidak perlu lagi dibagikan atau dibicarakan di ruang publik seperti media sosial (medsos).
"Setiap kali kita bicara, beropini di publik, ruang publik atau medsos, tidak boleh lagi menyingung SARA, etnis, ras, juga hal-hal yang dirasa menyingung sesama apalagi (dengan menggunakan) ujaran hewan-hewan ini dan itu, jangan itu," ujar Benny kepada wartawan, Senin (1/2/2021).
Rohaniwan yang populer dipanggil Romo Benny itu juga mengatakan, sudah saatnya Bangsa Indonesia tidak lagi meributkan hal yang remeh temeh dan Lelah bergulat dengan isu SARA yang kontra produktif.
Benny mengajak kepada seluruh elemen Bangsa Indonesia untuk memikirkan kemajuan.
"Bagaimana Bangsa Indonesia bisa menjadi unggul dengan melakukan hal-hal yang produktif dan memikirkan inovasi-inovasi untuk pembangunan Bangsa," ujar dia.
Menurutnya, isu SARA tidak akan memicu keributan yang mengarah ke perpecahan jika pengguna medsos bisa bijak dan arif dalam menggunakannya.
Mengutip Imanuel Kant, Benny mengatakan, bahwa etika perlu diperhatikan dalam bermedia sosial.
Baca juga: Yenny Wahid Tanggapi Kasus Ujaran Kebencian Abu Janda: Representasi NU Tidak Membuat Keresahan
"Etika itu bukan lagi menjadi sesuatu yang diatur atau dipaksakan, melainkan menjadi sebuah kesadaran bersama masyarakat," kata dia.
"Jasmerah, itu kata Bung Karno. Mengapa penting kita tidak meninggalkan sejarah? Agar kita tahu bahwa Bangs aini terbentuk karena rasa persatuan dan saling menghargai perbedaan satu sama lain, kemajemukan yang kita miliki. Itulah salah satu kunci untuk menuju Indonesia unggul," tegas Benny.
Benny mengimbau ini pula saatnya bangsa Indonesia menerapkan pendidikan yang mengajarkan cinta kepada Tanah Air.
Hal itu, lanjut Romo Benny, sesuai dengan yang diamanatkan Para Pendiri Bangs Indonesia, termasuk Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Bangsa Indonesia.
"Penguasaan informasi itu penting, seperti kata Fransisco Bacon, siapa menguasai informasi dia akan menguasai dunia," kata dia.
"Akan tetapi penguasaan terhadap informasi dan tekni informasi harus dimanfaatkan dengan sangat baik dan diarahkan untuk pembangunan nasional, pembangunan bangsa dan negara, bukan malah dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak produkti dan singung menyingung SARA," pungkasnya.