Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kata KNKT soal Dugaan Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Bukan karena Meledak

KNKT beberkan dugaan penyebab Sriwijaya Air SJ-182 jatuh, Sabtu (9/1/2021) lalu, bukan karena meledak di udara.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Kata KNKT soal Dugaan Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Bukan karena Meledak
Tribunnews/Herudin
Puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 saat masih berada di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, untuk dilakukan pemeriksaan, Sabtu (16/1/2021). - KNKT beberkan dugaan penyebab Sriwijaya Air SJ-182 jatuh, Sabtu (9/1/2021) lalu, bukan karena meledak di udara. 

Tak hanya itu, penerbangan lainnya juga berusaha melakukan komunikasi dengan Sriwijaya Air SJ-182.

Namun, panggilan tersebut tak mendapat respons.

"ATC berusaha memanggil berulang kali sampai 11 kali, kemudian juga dibantu oleh beberapa penerbangan lain antara lain Garuda untuk mencoba melakukan komunikasi dengan SJ 182 namun tidak ada respons," ungkap Direktur Utama AirNav Indonesia, Pramintohadi Sukarno, dalam rapat bersama Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021), dilansir Kompas.com.

Pramintohadi kemudian menuturkan kronologi Sriwijaya Air SJ-182 hilang dari radar.

Setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB, pesawat melewati ketinggian 1.700 kaki dan diinstruksikan naik ke ketinggian 29 ribu kaki, mengikuti standar alur keberangkatan.

Lalu, pukul 14.38 WIB, pesawat melewat ketinggian 7.900 kaki dan meminta arah 075 derajat pada ATC karena alasan cuaca.

Setelah diizinkan, Sriwijaya Air SJ-182 diinstruksikan naik ke ketinggian 11 ribu kaki karena ada penerbangan Air Asia yang juga menuju ke Pontianak di ketinggian yang sama.

Baca juga: Duka Pramugari Sriwijaya Air di Pemakaman Captain Afwan: Orang Baik, Selalu Ngingetin Salat

Baca juga: Korban Sriwijaya Air Tiba di Lampung, Istri Terus Menangis sambil Memeluk Peti Jenazah Suaminya

Berita Rekomendasi

"Diizinkan oleh ATC dan diinstruksikan naik ke ketinggian 11.000 kaki dan ini memang dijawab oleh pilot clear," ungkap Pramintohadi.

Pada pukul 14.39 WIB, pesawat yang berada di ketinggian 10.600 kaki merespons saat diinstruksikan naik ke ketinggian 13 ribu kaki.

Namun, tiba-tiba pesawat terpantau belok ke arah kiri atau barat laut.

Padahal seharusnya pesawat belok ke kanan di posisi 075 derajat.

Baru pada pukul 14.40 WIB, pihak ATC berusaha mengonfirmasi arah Sriwijaya Air SJ-182 namun tak mendapat respons hingga akhirnya pesawat hilang dari radar.

Diketahui, Sriwijaya Air SJ-182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ardito Ramadhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas