Menantunya Meninggal di Bali, Dewi Soekarno Terbang dari Tokyo Jepang Malam Nanti
Ratna Sari Dewi Soekarno dijadwalkan akan bertolak ke Bali Kamis malam untuk melayat menantunya, Frits Frederik Seegers yang meninggal di Bali.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ratna Sari Dewi Soekarno dijadwalkan akan bertolak ke Bali Kamis (4/2/2021) malam untuk melayat menantunya, Frits Frederik Seegers yang meninggal dunia tadi malam.
Frits Frederik Seegers adalah suami dari Karina Kartika Sari Dewi Soekarno, putri Dewi Soekarno.
Frits Frederik Seegers dikabarkan meninggal dunia, Rabu (3/2/2021) tengah malam di Bali.
"Iya benar Frits Frederik Seegers telah meninggal dunia. Saya akan terbang ke Bali malam nanti," kata Dewi Soekarno, ibunda Karina Kartika saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (4/2/2021) pagi di Tokyo.
Presiden Citibank Eropa ini dikabarkan meninggal karena insulin shock dan cardiac arrest.
Masih belum diketahui bagaimana upacara pemakaman akan dilakukan karena Frits memiliki kewarganegaraan Belanda.
Kabar meninggalnya Frits Frederik Seegers juga disampaikan oleh Triawan Munaf di akun Instagram-nya, @triawanmunaf, Kamis (4/2/2021).
"Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Bapak Frits Frederik Seegers, suami tercinta dari Karina Kartika Soekarno, ayah tercinta dari Kiran Seegers, malam ini di Bali."
"Semoga arwah almarhum diberikan tempat yang mulia di sisi Penciptanya, dimaafkan segala kekhilafannya dan dilipatgandakan semua amal kebaikannya sampai akhir hayatnya di dunia."
"Dan semoga Karina dan Kiran diberi kekuatan dan keikhlasan untuk menerima cobaan ini. Aamiin.," tulisnya.
Kartika adalah putri dari pasangan Presiden pertama Indonesia, Soekarno dan istrinya Ratna Sari Dewi Soekarno.
Baca juga: BREAKING NEWS: Frits Frederik Seegers, Suami Karina Kartika Soekarno Meninggal Dunia
Pemilik nama asli Karina Kartika Sari Dewi Soekarno ini lahir di Tokyo, 11 Maret 1967.
Kartika (53) dibesarkan di Paris, lalu bekerja sebagai wartawan televisi di Tokyo dan kemudian di biro periklanan di New York.
Setelah itu, dia sempat bekerja di sebuah yayasan di Amerika Serikat sebelum mendirikan KSF (Kartika Soekarno Foundation) yang bertujuan untuk mengembankan pendidikan anak-anak di Indonesia.