HMI HUT ke-74, Sejarah Lahirkan Ketua Umum Jadi Ketum Partai Politik: Ada dari Demokrat
Dalam sejarah, HMI telah melahirkan sejumlah tokoh negara, termasuk orang-orang yang menjadi pimpinan parpol atau ketua umum partai politik
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
![HMI HUT ke-74, Sejarah Lahirkan Ketua Umum Jadi Ketum Partai Politik: Ada dari Demokrat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/wawancara-khusus-dengan-akbar-tanjung_20191129_185215.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merayakan hari jadinya yang ke-74 pada Jumat (5/2/2021).
Dalam sejarah, organisasi yang lahir di Yogyakarta pada masa revolusi kemerdekaan Republik Indonesia itu telah melahirkan sejumlah tokoh negara.
Termasuk mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI yang pernah menjabat sebagai ketua umum partai politik.
Inilah fakta-faktanya:
Baca juga: Dies Natalis HMI, Airlangga: Semoga Terus Beri Sumbangsih untuk Bangsa
Akbar Tanjung
Penelusuran Tribunnews.com, Akbar Tanjung pernah manjadi bagian dari kepengurusan pusat HMI.
Ia tercatat sebagai Ketua Umum HMI pada 1971-1974.
Akbar Tanjung merupakan Ketua Umum Partai Golkar di era reformasi dan pernah menjabat Ketua DPR RI.
Mengutip dari TribunnewsWiki.com, semasa menjadi mahasiswa, Akbar Tanjung telah aktif di berbagai organisasi.
Ia merupakan aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Universitas Indonesia pada 1966.
Selain itu, ia merupakan aktivis Laskar Ampera Arief Rahman Hakim.
Di tahun berikutnya, Akbar Tanjung menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indoensia.
Akbar Tanjung aktif di Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Indonesia pada 1968.
Selain organisasi intra kampus, Akbar Tanjung aktif pula di organisasi ekstra kampus.
Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Bahkan, ia menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Jakarta pada 1969-1974.
Pada 1972, ia mendirikan Forum Komunikasi Organisasi Mahasiswa Ekstra Universitas.
Forum tersebut terdiri atas GMNI, GMKI, PMKRI, PMII, dan HMI, yang menggunakan nama Kelompok Cipayung.
Baca juga: Kepala BNPT: Dunia Sedang Proses Radikalisasi yang Masif
Akbar Tanjung menjadi Pengurus Besar HMI pada 1972-1974.
Akbar Tanjung juga turut mendirikan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), dan Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI).
Saat Indonesia memasuki masa reformasi, Akbar Tanjung terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar masa jabatan 1998-2004.
Sejak 6 Oktober 1999, ia terpilih menjadi Ketua DPR-RI periode 1999-2004 melalui pemungutan suara (voting).
Dia meraih 411 suara, mengalahkan saingan utamanya Soetardjo Soerjogoeritno dari PDI Perjuangan.
![Terpidana kasus korupsi Pembangunan Pusat Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang Anas Urbaningrum mengikuti sidang lanjutan pengajuan peninjauan kembali (PK) di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (29/6/2018). Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan ahli dari ahli hukum administrasi negara FHUI, Dian Puji Simatupang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/sidang-pk-anas-urbaningrum_20180629_191435.jpg)
Anas Urbaningrum
Diketahui, Anas Urbaningrum pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI periode 1997-1999.
Ia juga pernah menjadi Ketua Umum Partai Demokrat selama sekitar tiga tahun sejak 2010.
Mengutip dari Surya, Anas Urbaningrum yang lahir 15 Juli 1969 adalah anak Desa Ngaglik, Srengat, Blitar.
Anas menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Kabupaten Blitar.
Setelah lulus dari SMA, ia masuk ke Universitas Airlangga, Surabaya, melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) pada 1987.
Di kampus ini ia belajar di Jurusan Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, hingga lulus pada 1992.
Anas melanjutkan pendidikannya di Program Pascasarjana Universitas Indonesia dan meraih gelar master bidang ilmu politik pada 2000.
Tesis pascasarjananya telah dibukukan dengan judul "Islamo-Demokrasi: Pemikiran Nurcholish Madjid" (Republika, 2004).
Ia merampungkan studi doktor ilmu politik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kiprah Anas di kancah politik dimulai di organisasi gerakan mahasiswa.
Ia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta pada 1997.
Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998.
Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi.
Anas merupakan Ketua Presidium Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia yang dideklarasikan pada 15 September 2013.
Sebelumnya, ia adalah Ketua Umum DPP Partai Demokrat dari 23 Mei 2010 hingga menyatakan berhenti pada 23 Februari 2013.
Pada kepengurusan DPP Partai Demokrat sebelumnya, Anas menjabat Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah DPP Partai Demokrat.
Anas juga sempat menjadi Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat sebelum mengundurkan diri setelah terpilih menjadi ketua umum.
Anas terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilu 2009 dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VI (Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kota Kediri, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Tulungagung dengan meraih suara terbanyak.
Sejak terpilih menjadi ketua partai, ia mengundurkan diri dari jabatannya di DPR.
Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 22 Februari 2013.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, TribunnewsWiki.com/ A Nur, Surya/ Musahadah)