GAR ITB Tuduh Din Syamsuddin Radikal, Begini Tanggapan Waketum MUI
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas menilai, langkah yang dilakukan GAR ITB ini tidak tepat.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dilaporkan sekelompok yang mengatasnamakan Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) karena dituduh radikal.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas menilai, langkah yang dilakukan GAR ITB ini tidak tepat.
Dirinya juga menyayangkan hal tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan apa yang terpikirkan Anwar sebelumhnya mengenai nilai moral dari lulusan institusi pendidikan tersebut.
Baca juga: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Sekum PP Muhammadiyah : Jelas Tidak Berdasar dan Salah Alamat
Hal itu karena menurutnya lembaga pendidikan harus bisa menjunjung tinggi ilmu, artinya peduli kebenaran, oleh karenanya harus terbuka terhadap kritik terlebih yang sifatnya konstruktif.
"Timbul pertanyaan kok ada alumni ITB yang alergi dengan kritik, jangan-jangan bukan alumni ITB, mereka memang alumni ITB tapi tidak memahami ITB," katanya saat dihubungi Tribunnews.com via sambungan suara, Minggu (14/2/2021).
Terkait hal tersebut, Mantan Bendahara Umum PP Muhammadiyah ini mengingatkan bahwasanya tugas sebagai mahasiswa serta sebagai dosen yakni mencari kebenaran, menegakkan kemudian memperjuangkan kebenaran.
Baca juga: Din Syamsuddin Dilaporkan ke KASN, Sukamta: Tuduhan Radikal Asal Banget, Sangat Mungkin Ada Pesanan
Itu karena menurutnya segala kritik yang disampaikan Din Syamsuddin berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang memiliki tujuan untuk mengatasi perbedaan dan menciptakan perdamaian.
"Kalau ada sesuatu yang menyimpang mereka (mahasiswa dan dosen) harus mengingatkan itu dan harus memegang kendali, tapi kok ini ada kelompok tapi kok cara berpikirnya tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya," ucapnya.
Lebih tegas, Anwar menilai bahwa dengan adanya pelaporan yang menuduh Din Syamsuddin melakukan tindakan radikal maka terdapat kepentingan dari kelompok tersebut yang terancam.
Baca juga: Menteri Agama: Jangan Mudah Melabeli Pak Din Syamsuddin Radikal
Padahal di sisi lain, kata alumni UIN Syarif Hidayatullah ini, dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah sangat terbuka untuk dikritik.
Karena menurutnya, pemerintah menyadari bahwa kritik itu sangat perlu, untuk bisa menerima sesuatu secara komprehensif.
"Kesimpulan saya orang yang takut dengan kritik itu berarti orang yang kepentingannya terancam, kritik itu kan isinya mengungkap kebenaran," tukasnya.