Rendahnya Kolektibilitas dan Monitoring Penyebab Utama Masalah Sampah di Indonesia
Hingga kini, daerah-daerah di Indonesia yang sampahnya tercover hanya 39 persen.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Dia juga sepakat jika persoalan sampah ini tidak boleh hanya dibebankan kepada produsen saja. Hal itu mengingat permasalahan sampah itu yang begitu kompleks.
“Tugas utama permasalahan sampah ini sebetulnya ada di pundak pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi.
Jadi seharusnya pemerintah juga harus mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk pengelolaan sampah ini,” tukasnya.
Karena, dia melihat masih belum ada standar berapa anggaran yang sebenarnya dibutuhkan untuk bisa mengatasi masalah sampah ini untuk membangun infrastruktur dan tempat-tempat koleksi sampah.
“Cara yang paling gampang adalah memberdayakan bumdes-bumdes melalui dana desanya membeli angkutan transportasi untuk mengangkut sampah ke rumah-rumah sehingga, warga desa tidak lagi membuang sampah ke lingkungan atau membakar-bakar sampah bahkan membuang sampah ke sungai,” kata Saut.
Ketua Bank Sampah Patriot Bekasi, Endang juga setuju bahwa untuk pengelolaan sampah ini perlu kolaborasi dari semua stakeholder.
Kata Endang, sampah ini harus dipilah mulai dari rumah. Sayangnya, dia melihat monitoring di lapangannya kurang kontinyu dilakukan.
“Tidak dilakukan monitoring secara terus menerus. Kemudian tidak ada punishment dan reward yang diberikan. Jadi, perlu adanya perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah di Indonesia,” katanya.
Asisten Deputi Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman, mengatakan perlunya membangun kebiasaan atau habit untuk mengelola sampah ini dari awal bagi masyarakat Indonesia.
Artinya, mulai dari tingkat playgroup perlu adanya program pendidikan bagaimana cara pengolaan sampah yang baik dan benar.
Selain masyarakat dan pemerintah, Atong mengatakan industri juga memiliki peran penting dalam pengelolaan sampah ini.
Dia mengapresiasi apa yang telah dilakukan perusahaan air minum AQUA.
“Perusahaan minuman AQUA ini sudah menggunakan reuse untuk botol kemasannya. Ini kita coba apresiasi hal ini,” katanya.
Salah satu contoh daerah yang berhasil mengelola sampahnya dengan baik dan pantes ditiru oleh daerah-daerah lainnya adalah Kabupaten Lamongan.