34 Personel Dislambair TNI AL Lanjutkan Pencarian CVR Sriwijaya Air SJ 182
Rasyid menjelaskan MDC merupakan sarana penanganan cepat kepada para penyelam yang mengalami masalah dekompresi pada golden momentum.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Penyelaman dan Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Koarmada I Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menyatakan telah menyiapkan sebanyak 34 penyelamnya dalam pencarian lanjutan cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh beberapa waktu lalu.
Hal tersebut, kata Wahyudin, dilakukan dalam rangka mendukung upaya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam proses investigasi jatuhnya pesawat tersebut.
"Dislambair sudah menyiapkan 34 Orang personel yang akan melakukan upaya melanjutkan pencarian CVR dalam mendukung operasi pencarian yang digelar oleh KNKT," kata Wahyudin dalam keterangan resmi Dinas Penerangan Koarmada I pada Senin (15/2/2021).
Wayudin mengatakan saat ini pihaknya telah melakukan perencanaan dengan KNKT terkait melakukan penyelaman tersebut.
Baca juga: Penjelasan KNKT Soal Dugaan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
Ia berharap pencarian dapat dilakukan dengan seefektif mungkin.
"Kita sudah melakukan perencanaan dengan KNKT termasuk teknis penyelaman yang akan dilaksanakan sehingga diharapkan pencarian dapat dilakukan seefektif mungkin dengan mempertimbangkan cuaca dan keselamatan para personel di lapangan," kata Wahyudin.
Sementara itu Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksda TNI Abdul Rasyid K selaku penanggungjawab Tim SAR Gabungan TNI AL menegaskan TNI AL siap mendukung operasi pencarian yang dilakukan oleh KNKT sesuai perintah Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono.
Ia berharap proses pencarian berjalan dengan lancar dan bisa segera mendapatkan hasil yang sesuai harapan.
"Tim Penyelam dari Dislambair Koarmada I saat ini sudah mendirikan Posko di Pos TNI AL Tanjung Kait, Teluk Naga Tangerang. Selain Personel Penyelam, TNI AL sudah menyiapkan perangkat pendukung keselamatan berupa mobil ambulance dan Mobile Diving Chamber (MDC) yang standby disana," kata Rasyid.
Rasyid menjelaskan MDC merupakan sarana penanganan cepat kepada para penyelam yang mengalami masalah dekompresi pada golden momentum.
Sarana MDC, kata dia, semacam kapsul yang diletakkan di dalam truk, sehingga bisa disiapsiagakan dengan mudah.
Penggunannya pun, kata Rasyid, akan diawasi oleh dokter spesialis hiperbarik.
"Mobile Diving Chamber (MDC) ini mendampingi para personel tim selam TNI AL sebagai life support. Jadi penyelam secara psikologis lebih tenang, kalau terjadi permasalahan mereka bisa ditangani secara cepat," kata Rasyid.
Sebelumnya pada Operasi SAR Gabungan Sriwijaya Air SJ 182 Januari lalu, penyelam Dislambair tercatat telah berhasil mengevakuasi objek pencarian berupa body part (potongan jenazah), serpihan pesawat dan mengevakuasi objek pencarian yang dianggap penting yakni Flight Data Recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat Sriwijaya SJ 182.