Cerita Tiga Sekjen PDIP soal Bu Mega dan Lingkungan Hidup
Pram-Tjahjo-Hasto berbicara dalam diskusi virtual bertajuk Politik Hijau PDI Perjuangan pada Sabtu (20/2/2021).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga orang yang pernah menjadi orang nomor dua di PDI Perjuangan (PDIP) sejak tahun 2005 hingga saat ini memberikan testimoni tentang politik hijau yang mencintai lingkungan di partai berlambang kepala banteng itu.
Mereka adalah Pramono Anung Wibowo yang menjabat sekretaris jenderal DPP PDIP dari tahun 2005 sampai 2010, lalu Tjahjo Kumolo (2010-2015), dan Hasto Kristiyanto (2015-sekarang).
Ketiganya mengakui bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri lah yang menjadi kunci, yang selalu berbicara mengenai politik hijau yang bertujuan menjaga lingkungan alam dan lingkungan hidup Indonesia.
Pram-Tjahjo-Hasto berbicara dalam diskusi virtual bertajuk "Politik Hijau PDI Perjuangan" pada Sabtu (20/2/2021).
Acara ditayangkan secara langsung dari youtube resmi @pdiperjuangan dan akun facebook @pdiperjuangan.
"Jadi jarang sekali seorang tokoh sekaligus ketua umum partai kemudian pernah menjadi presiden, menjadi wakil presiden, yang begitu cinta akan tanaman dan cinta akan alam dan lingkungannya. Saya masih ingat ketika partai-partai belum ada namanya Badan Penanggulangan Bencana, Ibu Mega-lah yang pertama kali, mencanangkan, membentuk Baguna. Baru setelah itu partai lain mengikuti," kata Pramono Anung.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Ajak Kader PDIP Wujudkan Politik Hijau
Dari pengalamannya bersama Megawati, Pram mengaku kecintaan pada lingkungan itu tampaknya karena Megawati ditempa langsung oleh ayahandanya, Bung Karno. Sikap cinta lingkungan itulah yang diterjemahkan dalam Politik Hijau di PDIP.
"Tidak banyak partai politik misalnya menginisiasi menanam pohon, membersihkan sungai, kemudian hal-hal yang berkaitan dengan penghijauan. Dan Ibu Mega bukan hanya mengerti, tapi benar-benar memahami," ujar Pram.
Tjahjo Kumolo mengaku intensif berkomunikasi dengan Megawati sejak 1997. Dan sejak awal, soal lingkungan hidup menjadi bahasan utama oleh Megawati dalam setiap pengkaderan. Dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat makan sekalipun, Megawati selalu menyelipkan diskusi soal lingkungan hidup.
"Hal-hal yang menjadi contoh alam yang menjadi bagian yang dipikirkan Ibu Mega dalam konteks lingkungan hidup. Masalah bagaimana sungai tidak tercemar, membangun kebun raya sekecil apapun, kemudian menginventarisasi tanaman langka, dibuat obat, dibuat jamu. Inilah yang saya kira, tidak ada seorang presiden yang saya kira memberi perhatian khusus kepada lingkungan hidup sebanyak Ibu Mega," ungkap Tjahjo.
Hasto mengatakan dirinya sejak awal sudah belajar banyak dari Pramono Anung dan Tjahjo, dan khususnya secara langsung dengan Megawati. Apa yang dialami oleh Pram dan Tjahjo juga dialaminya.
Dimana Megawati pada intinya selalu mendorong kader partainya tak sekedar berpolitik di pemilihan umum, namun berpolitik yang merawat alam raya.
"Sehingga ini merupakan suatu hal yang unik bagaimana partai tidak hanya berbicara persoalan kekuasaan, tapi bagaimana kita merawat seluruh alam raya," kata Hasto.
Pramono Anung mengamini apa yang dikatakan Hasto. Dia bersaksi bahwa salah satu perwujudan politik hijau di PDIP adalah mengedukasi calon pemimpin bangsa untuk menyayangi alam lingkungan. Megawati juga mengajarkan itu langsung kepada pemimpin-pemimpin muda yang maju di pilkada.