Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapolsek Astana Anyar Terlibat Narkoba, Kompolnas: Direktorat Narkoba Perlu Pengawasan Ketat

Kapolsek Astana Anyar terlibat kasus narkoba, Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto: Direktorat Narkoba Perlu Pengawasan Ketat.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kapolsek Astana Anyar Terlibat Narkoba, Kompolnas: Direktorat Narkoba Perlu Pengawasan Ketat
Tangkap layar Youtube ILC
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto saat hadir di ILC, Selasa (17/11/2020). Kapolsek Astana Anyar terlibat kasus narkoba, Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto: Direktorat Narkoba Perlu Pengawasan Ketat, Minggu (21/2/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Benny Mamoto beri tanggapannya terkait Kapolsek Astana Anyar Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi yang tertangkap atas dugaan penyalahgunaan narkoba.

Ia mengingatkan pada Polri untuk lebih mengawasi jajarannya secara ketat, khususnya Direktorat Narkoba.

Menurutnya, jika pengawasan ini lengah nantinya bisa saja aparatnya ikut terlibat sindikat narkoba.

"Jadi, dalam konteks ini memang perlu pengawasan ketat, khususnya jajaran Direktorat Narkoba."

"Karena di sana banyak godaan. Lengah sedikit terekrut sindikat," ucap Benny, dikutip dari diskusi virtuak YouTube Medcom.id, Minggu (21/2/2021).

Baca juga: Kapolsek Astana Anyar Tersandung Kasus Narkoba, Kapolri Perintahkan Semua Polisi Tes Urine

Baca juga: Kapolsek Astana Anyar Terlibat Narkoba: Kapolda Sebut Dipecat atau Dipidana, IPW Minta Hukuman Mati

Benny menyampaikan, pelaku sindikat narkoba bisa memberikan iming-iming dalam jumlah besar kepada aparat.

Bahkan, pelaku rela mengeluarkan uang yang cukup signifkan untuk aparat jika mau terlibat sindikat narkoba itu.

Berita Rekomendasi

Sehingga, kata Benny, pengedaran narkoba ini tak akan ada ujungnya apabila aparat berhasil direkrut sindikat narkoba.

Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu mengatakan, cara kerja sindikat itu juga berlaku di luar Indonesia.

"Luar negeri juga demikian. Kartel-kartel bisa eksis karena dia bisa menggandeng oknum-oknum aparat yang bisa dibeli," terang Benny.

Deputi Bidang Penindakan Badan Narkotika Nasional, Inspektur Jenderal Benny Mamoto memberikan keterangan pers hasil penetapan status Raffi Ahmad bersama tujuh orang lainnya yang diperiksa BNN di  Kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (1/2/2013). Raffi Ahmad ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti mengonsumsi 3,4-MDMC dan kepemilikan narkoba. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Deputi Bidang Penindakan Badan Narkotika Nasional, Inspektur Jenderal Benny Mamoto memberikan keterangan pers di Kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, Jumat (1/2/2013). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO (KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO)

Baca juga: Kapolsek Terlibat Narkoba, Mabes Polri Bicara Hukuman Mati hingga IPW Sebut Pukulan Telak bagi Polri

Baca juga: Profil Kompol Fajar Hari Kuncoro, Pengganti Kompol Yuni sebagai Kapolsek Astana Anyar yang Dicopot

Selain itu, Benny melihat pelaku sindikat narkoba tak takut dengan hukuman yang diberikan nantinya.

Apalagi, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyatakan, akan bertindak tegas pada aparatnya, jika terlibat narkoba, yakni dipecat.

"Pak Listyo Sigit, hanya satu pilihan, pecat maju ke pengadilan."

"Mau diancam hukuman mati, mau ditembak. Enggak akan takut, karena cara berfikirnya sudah berubah, sudah tidak normal lagi."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas