Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Max Sopacua Dorong Digelar KLB, Demokrat: Memangnya Punya Hak Suara dari Mana?

Pendiri Partai Demokrat Max Sopacua beserta deklarator lainnya mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) partai berlambang mercy itu.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Max Sopacua Dorong Digelar KLB, Demokrat: Memangnya Punya Hak Suara dari Mana?
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua saat memberikan keterangan pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2019). 

Saat ini, Herzaky mengatakan Partai Demokrat mulai naik daun di bawah kepemimpinan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Elektabilitas AHY juga cenderung terus menaik, dibuktikan oleh berbagai survei.

Dikatakan Herzaky, kini AHY ada di 5 besar tokoh yang diperhitungkan bakal jadi pemimpin nasional.

SBY dan AHY
SBY dan AHY (Instagram)

"Bersama AHY pula, di Pilkada 2020, Partai Demokrat menang besar, 48 persen. Jumlah kader yang menjadi kepala daerah pun meningkat signifikan," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, Max Sopacua mengungkapkan, bahwa deklarator dan senior partai menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat.

Termasuk dirinya, Max dengan senior partai yang lainnya mendorong digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

"KLB itu sesuatu yang tidak haram, KLB itu terdaftar atau merupakan pasal penting dalam AD/ART semua partai politik di dunia," kata Max saat dihubungi Tribunnews, Senin (22/2/2021).

Berita Rekomendasi

Max mengatakan, KLB bisa digelar ketika ada ketidakpuasan terhadap suatu masalah yang ada di dalam partai politik.

Dia menilai, KLB tepat digelar lantaran saat ini arah dari kepemimpinan Partai Demokrat tak sesuai dengan cita-cita para pendiri partai.

"Karena partai politik ini punya semua orang, bukan punya satu keluarga. Jadi ya kalau disebut bahwa saya ikut mendorong, ya ikut mendorong," ucap Max.

Bahkan, lanjut Max, kini ada anggapan bahwa partai dinasti melekat pada Demokrat.

Menurutnya, kini para deklarator, pendiri dan senior seolah-olah 'dibuang' dari partai berlambang mercy itu.

"Jadi ini yang mengakibatkan ketidakpuasan dari kelompok-kelompok, teristimewa pendiri melihat partai ini sudah tidak on the track lagi," ujar Max.

"Dan malah yang disayangkan bahwa para pendirinya maupun para seniornya juga sudah seolah-olah dibuang gitu. Ini udah tidak tepat dalam sebuah etika berpolitik di partai politik manapun di dunia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas