SBY: Partai Demokrat Not For Sale !
SBY mengatakan Demokrat menghadapi ujian dan cobaan sejarah dengan isu kudeta terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Max mengatakan, KLB bisa digelar ketika ada ketidakpuasan terhadap suatu masalah yang ada di dalam partai politik.
Dia menilai, KLB tepat digelar lantaran saat ini arah dari kepemimpinan Partai Demokrat tak sesuai dengan cita-cita para pendiri partai.
"Karena partai politik ini punya semua orang, bukan punya satu keluarga. Jadi ya kalau disebut bahwa saya ikut mendorong, ya ikut mendorong," ucap Max.
Bahkan, lanjut Max, kini ada anggapan bahwa partai dinasti melekat pada Demokrat.
Menurutnya, kini para deklarator, pendiri dan senior seolah-olah 'dibuang' dari partai berlambang mercy itu.
"Jadi ini yang mengakibatkan ketidakpuasan dari kelompok-kelompok, teristimewa pendiri melihat partai ini sudah tidak on the track lagi," ujar Max.
"Dan malah yang disayangkan bahwa para pendirinya maupun para seniornya juga sudah seolah-olah dibuang gitu. Ini udah tidak tepat dalam sebuah etika berpolitik di partai politik manapun di dunia," pungkasnya.
Menyikapi hal tersebut Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan GPK PD yang mendorong adanya KLB tak memiliki hak suara di Partai Demokrat.
"Mendadak, di kala Partai Demokrat sedang naik daun dan diapresiasi luas masyarakat, ada segelintir orang, termasuk pejabat penting pemerintahan, berusaha melakukan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat," kata Herzaky kepada Tribunnews, Selasa (23/2/2021).
"Apalagi, GPK PD ini berencana mengadakan KLB. Lah, KLB itu hak pemilik suara. Ini segelintir petualang politik sisa masa lalu dan mantan-mantan kader, mentang-mentang didukung oknum orang dekat Istana, mau mengadakan KLB, memangnya punya hak suara dari mana? Mungkin mau reunian aja kali, nyanyi-nyanyi sambil mengenang masa lalu," imbuhnya.
Herzaky menilai adanya pihak tertentu yang merasa memiliki dan berhak memperbaiki Partai Demokrat sebagai bentuk kecacatan dalam pola pikir.
Dia menilai orang tersebut memiliki ego yang besar.
"Sekarang, ada orang-orang yang dulu diajak untuk melengkapi syarat administrasi pembentukan partai, tiba-tiba merasa Partai Demokrat ada karena dirinya. Besar karena dirinya. Mereka itu bukan saja menderita cacat pikiran, memandang sejarah secara anakronistik, tapi juga punya ego jauh lebih besar dari tubuhnya sendiri," ucapnya.
Baca juga: Makin Panas, Max Sopacua: Deklarator dan Senior Dorong KLB Partai Demokrat
Herzaky juga merasa heran karena ada pihak tertentu yang terkesan mau menyelamatkan Partai Demokrat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.