SBY: Rasa Malu dan Bersalah Saya, Pernah Memberikan Jabatan kepada Moeldoko
SBY juga menyindir sikap yang dilakukan Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan rasa malu karena telah memberikan kepercayaan jabatan kepada Moeldoko.
Tentunya, saat SBY menjadi presiden, Moeldoko pernah ditugaskan menjadi Panglima TNI.
Terlebih, saat ini, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Partai Demokrat (PD) lewat kongres luar biasa (KLB) di Sumatera Utara (Sumut).
Hal itu disampaikan SBY mengawali pidatonya di Cikeas, Bogor, Jawa Barat yang juga disiarkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (5/3/2021) malam.
"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya.
Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," kata SBY.
SBY juga menyindir sikap yang dilakukan Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu.
Baca juga: Respons SBY Soal KLB Yang Tetapkan Moeldoko Ketum Demokrat: Abal-abal
"Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia," ucap SBY.
Mantan Presiden ke-6 RI ini juga mengatakan tindakan Moeldoko merupakan perbuatan yang tidak terpuji.
"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral," jelas SBY.
Seperti diketahui, Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan dirinya sebagai Ketua Umum Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) partai yang digelar di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).
Moeldoko tidak ada di lokasi KLB saat penetapan ketua umum tersebut berlangsung. Mantan Panglima TNI itu menerima penetapan melalui sambungan telepon yang didengar oleh peserta KLB.
Sebelum menerima penetapan Moeldoko terlebih dahulu melontarkan tiga pertanyaan kepada peserta KLB yang harus dijawab serentak.
Baca juga: Moeldoko Berpidato, Sebut KLB Partai Demokrat Konstitusional & sesuai AD/ART
Pertama Moeldoko menanyakan mengenai apakah keberadaan KLB telah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan kata 'sesuai' oleh peserta KLB.
kedua, Moeldoko menanyakan mengenai keseriusan peserta KLB memilihnya sebagai Ketum. para peserta KLB menjawab pertanyaan Moeldoko tersebut dengan kata 'serius' secara serempak.
Ketiga, Moeldoko menanyakan kesiapan peserta KLB untuk berintegritas dalam bekerja serta menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan. Pertanyaan tersebut juga dijawab siap oleh peserta KLB.
"Oke, baik dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. untuk itu saya terima menajdi ketum Demokrat," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.