Dubes RI Ungkap Kedekatan RI – Korsel: Mas Lee Gi Dong Lebih Suka Dipanggil Jaka
Umar Hadi mengungkapkan fakta, bahwa komunitas Korea yang ada di Indonesia juga termasuk yang paling besar.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
“Dia bikin sekolah, bikin panti asuhan, masjid, hidupnya sekarang separuh di Indonesia, separuh di Korea,” kata Umar Hadi.
Dubes Umar Hadi mengatakan ada kesamaan kultur, sehingga cukup banyak orang Korea yang memahami Indonesia.
Kebanyakan pengusaha asal Korea enggan membuat pabrik di kawasan industri, contohnya beberapa pabrik garmen yang dimiliki pengusaha Korea lebih memilih dijalankan di kampung.
Bahkan mereka bersosialisasi dengan masyarakat setempat dengan menggunakan Bahasa daerah.
“Ngomongnya yang di Jawa Barat pakai Bahasa Sunda, yang di Semarang pakai Bahasa Jawa. Jadi mereka itu yang menjadi agen informasi. Banyak bisnis korea yang tertarik dengan Indonesia, karena diceritain orang itu,” ujar Dubes RI.
Bagi Korsel, Indonesia penting karena memiliki kesamaan sejarah, yakni pernah dikuasai negara lain.
Nilai-nilai sosial yang dianut kedua negara juga memiliki kesamaan, contohnya seperti dalam urusan demokrasi dan hak asasi manusai (HAM).
Dubes RI mengatakan 70 persen ekonomi Korsel bergantung pada perdagangan internasional, sehingga pasar Indonesia menjadi sangat penting bagi Korsel.
Korea Selatan sangat memperhatikan perubahan-perubahan yang ada di Indonesia, termasuk pasar anak muda Indonesia.
Sedangkan bagi Indonesia Korea penting dari segi teknologi dan inovasinya.
Oleh karena itu, yang saat ini sedang KBRI siapkan adalah menyiapkan anak-anak muda Indonesia dan Korea yang siap bekerja diperusahaan gabungan RI-Korsel.
Sehingga ketika ada perusahaan korea masuk Indonesia, sudah ada tenaga yang siap untuk kerja di perusahaan itu.
“Kami membuat Korea - Indonesia management, ada di Indonesia dan Korea, yang masing-masing memberikan pelatihan dan pendidikan pada level manager awal, junior manager mengenai bisnis di masing-masing negara,” ujarnya.