Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY Rilis Video Podcast, Curhat tentang "Sahabat yang Sangat Melukai Hati"

Video podcast itu diposting di akun SBY di sejumlah platform media sosial, baik Facebook, Instragram dan Youtube, Kamis (18/3/2021). 

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in SBY Rilis Video Podcast, Curhat tentang
Kolase Tangkap Layar Kompas TV
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara atas Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang diselenggarakan di Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -  Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merilis video podcast berjudul ‘Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering lambat, Tapi Pasti.’

Dalam video podcast itu, SBY menyinggung tentang perbuatan dan perlakuan sejumlah "sahabat" yang sangat melukai hatinya.

Video podcast itu diposting di akun SBY di sejumlah platform media sosial, baik Facebook, Instragram dan Youtube, Kamis (18/3/2021).   

Seseorang terdengar membacakan pernyataan SBY dalam video podcast.

SBY mengatakan dirinya berkontemplasi dalam keheningan alam untuk mencari hikmah dari cobaan baru yang ia alami.

Baca juga: Di Video Podcast, SBY Curhat Soal Sahabat yang Melukai: Melukai Orang-orang yang Setia

Kepada Sang Pencipta, SBY mengadu, mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini.

“Perbuatan dan perlakuan sejumlah "sahabat" yang sangat melukaiku. Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya. Sesuatu yang tak pernah kubayangkan bahwa itu bakal terjadi. Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika dan budi pekerti. Juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan,” ucap SBY.

Berita Rekomendasi

Berikut isi  lengkap video podcast SBY:

KEBENARAN & KEADILAN DATANGNYA SERING LAMBAT, TAPI PASTI

Oleh: Susilo Bambang Yudhoyono

Malam itu Cikeas bagai kota mati. Atau seperti dusun kecil yang terbentang di kaki bukit yang sunyi.

Suasana sungguh mencekam, hening dan sepi.

Ketika kubuka jendela di dekat sajadah mendiang istriku, yang sedikit lusuh namun menyimpan kenangan yang teramat dalam, yang kini menjadi teman setiaku ketika aku bersujud ke pangkuan Illahi, di kejauhan kupandangi langit yang pekat kehitaman.

Tak ada cahaya rembulan atau gemerlapnya bintang-bintang. Rintik hujan yang turun sejak senja haripun kini telah pergi. Tinggal derak pohon dan dedaunan yang terdengar lirih berdesir... pertanda angin malam masih menyapa dan menghampiri.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas