Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ISRI Anggap Wacana Impor 1 Juta Ton Beras Tak Berpihak ke Petani

Wacana impor 1 juta ton beras yang digulirkan oleh pemerintah menuai sorotan. 

Editor: Daryono
zoom-in ISRI Anggap Wacana Impor 1 Juta Ton Beras Tak Berpihak ke Petani
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pekerja menata karung berisi beras di Gudang Bulog Kanwil DKI dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/3/2021). Perum Bulog memprioritaskan pengadaan beras dari produksi dalam negeri dengan target 500.000 ton dalam tiga bulan ke depan. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM - Wacana impor 1 juta ton beras yang digulirkan oleh pemerintah menuai sorotan. 

Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI) sangat menyayangkan isu rencana impor beras karena hal ini dianggap sebagai bentuk ketidakberpihakan pemerintah terhadap petani. 

"Rencana impor beras sebanyak sekitar 1 juta ton pada kwartal 1 tahun 2021 tidak sesuai dengan ketersediaan beras dari pada semester 1 tahun 2021 sebesar 24,9 juta ton dengan kebutuhan 12,3 juta ton, mengingat pada bulan Maret-April ini petani akan panen raya."

"Ini akan melukai dan merugikan petani secara nasional," kata Sekjen DPN ISRI, Cahyo Gani Saputro dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Minggu (21/3/2021). 

Baca juga: Dirut Bulog, Budi Waseso Ungkap Perintah 2 Menteri Jokowi Impor Beras, Ini Profil dan Kiprahnya

Cahyo mengatakan problematika pertanian nasional adalah nilai ekonomi menanam padi di pulau Jawa yang memang sudah mengalami penurunan.

Penurunan itu akibat sempitnya kepemilikan lahan dan waris mewaris serta alih fungsi lahan pertanian dan keseriusan dinas-dinas pertanian dalam memverifikasi klasifikasi LP2B dan penerapannya pada penataan ruang.

"Oleh karena itu, potensi pertanian di luar Jawa harus ditingkatkan dengan pencetakan sawah-sawah baru yang jelas datanya dan keseriusan pemerintah dalam menjalankan landreform sehingga CPCL pada lahan-lahan yang masih luas paling tidak satu rumah tangga tani menggarap minimal 1-2 hektar agar masih memiliki nilai ekonomi dalam produksi padi," bebernya. 

Berita Rekomendasi

Meski demikian, Cahyo memberi catatan pencetakan sawah baru.

"Pada wilayah-wilayah hulu atau pegunungan baik kawasan hutan dan luar kawasan hutan yaitu pada kawasan hutan, pentingnya reboisasi pada lahan-lahan gundul yang tegakan mulai berkurang serta di luar kawasan perlunya penghijauan dengan jenis tanaman-tanaman yang kuat akarnya."

"Program-program perhutanan sosial harus memberikan edukasi pada rakyat agar tidak menimbulkan persoalan lingkungan baru pada wilayah tengah ataupun hilir," bebernya. 

Mendag Klaim Tak Ada Penurunan Harga

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi  menunjukkan data penjualan beras selama beberapa hari terakhir tidak sedikitpun mengalami tren penurunan.

Hal itu untuk menengarai polemik impor beras berdampak turunnya harga jual di level petani.

"Yang terjadi harga malahan naik. Ini data saya."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas