Elektabilitas Airlangga Stagnan di Luar 10 Besar, Pengamat : Lebih Mungkin Jadi Cawapres
Nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mulai muncul dan disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai presiden di 2024 mendatang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mulai muncul dan disebut-sebut akan mencalonkan diri sebagai presiden di 2024 mendatang.
Pengamat politik Universitas Paramadina Djayadi Hanan menegaskan elektabilitas Airlangga sebagai calon presiden masih stagnan.
"Berdasarkan hasil riset dari berbagai survei terkait potensi elektabilitas bakal-bakal capres, Airlangga Hartarto sampai hari ini elektabilitasnya stagnan di luar sepuluh besar," ujar Djayadi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (22/3/2021).
Baca juga: Pengamat: Peluang Airlangga Hartarto untuk Jadi Capres 2024 Sangat Besar
Wajar sebenarnya bila sebuah partai politik mau mencalonkan ketua umum partainya. Hanya saja Djayadi mengatakan Golkar harus melihat peluang keberhasilan memenangkan pilpres dari elektabilitas individunya.
Selain itu, dia menyebut Golkar tidak bisa mengusung calon sendiri. Andaikan Airlangga benar akan maju di Pilpres 2024, Djayadi menilai Golkar mau tak mau harus mencari pasangan yang potensi elektabilitasnya tinggi.
"Seperti Prabowo, Anies, Ganjar, Ridwan Kamil, Sandiaga. Juga harus berkoalisi dengan partai yang memiliki atau yang mencalonkan capres yang elektabilitasnya tinggi," kata dia.
Baca juga: Airlangga Cari Formula Tepat Soal Pengajuan Stimulus Insan Film
"Saat ini yang cukup jelas baru Gerindra yang tampaknya akan mencalonkan Prabowo, tapi Gerindra perlu koalisi. Dengan demikian kalau mau maju, Airlangga bisa berkoalisi dengan Prabowo, atau dengan partai yang mencalonkan Anies, dengan partai yang mencalonkan Ganjar, atau juga Sandi, serta Ridwan Kamil," imbuhnya.
Lebih lanjut, Djayadi juga meminta Partai Golkar mencermati elektabilitas dari Airlangga dari waktu ke waktu. Menurutnya jika elektabilitas Menko Perekonomian itu tetap stagnan, maka bukan tak mungkin Airlangga hanya akan masuk bursa calon wakil presiden.
"Yang jadi pertanyaan berikutnya, kalau elektabilitas Airlangga stagnan seperti sekarang, kemungkinan sulit dia untuk menjadi capres. Yang lebih mungkin menjadi cawapres," tandasnya.