Bantah Carmuk, Kamhar Sebut Marzuki Alie Kehilangan Legitimasi Politik & Gagal Total di Pemilu 2014
Kamhar Lakumani menyampaikan fakta apa adanya tentang besarnya pengaruh dan hubungan SBY dengan Partai Demokrat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyampaikan fakta apa adanya tentang besarnya pengaruh dan hubungan SBY dengan Partai Demokrat.
"Apalagi ini telah menjadi pengetahuan umum di mata publik Indonesia. Serta memotret peran dan posisi Marzuki Alie dalam sejarah perjalanan dan dinamika Partai Demokrat," ujar Kamhar kepada pers, Kamis (25/3/2021).
Kamhar menanggapi pernyataan Marzuki Alie yang menyebut "anak muda carmuk, tak pantas menjadi kader Partai Demokrat”.
Kamhar mengatakan faktanya bahwa pada 2014 saat masih menjabat sebagai Ketua DPR RI dan menjadi peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Marzuki Alie tak terpilih sebagai Anggota DPR.
"Malah di Dapil DKI III semua kursi yang diperoleh Partai Demokrat pada 2009 sebanyak 3 kursi semuanya hilang. Jadi pada saat yang sama dia kehilangan legitimasi politik," ujar Kamhar.
Baca juga: RUU Pemilu Tak Masuk Prolegnas Prioritas 2021, Demokrat dan PKS Kompak Beri Catatan
Jika perolehan pada Pemilu 2014 dan 2019 terjadi tren penurunan, menurut Kamhar, penjelasannya adalah karena Partai Demokrat tak punya kader utama lagi yang menjadi Capres atau Cawapres sehingga tak mendapatkan coattail effect.
"Sangat berbeda dengan perolehan hasil Pemilu 2004 dan 2009 yang menikmati efek ekor jas dari majunya SBY sebagai Capres," ujar Kamhar.
Meskipun demikian, kata Kamhar. karena SBY yang menjadi Ketua Umum maka perolehan suara Partai Demokrat masih terbantu.
Survei Januari 2014 Partai Demokrat hanya 5,7% perolehan sebesar 10,9%. Pemilu 2019 hasil survei Partai Demokrat hanya 4% namun perolehan sebesar 7,7%.
"Sehingga perolehan yang masih lebih besar ini tak lepas dari pengaruh SBY," kata Kamhar.
Oleh karena itu, kata dia, sangat keliru jika Marzuki Alie menyampaikan dirinya cari muka.
"Apa yang disampaikannya semakin menunjukan jenis seperti apa dirinya. Orang yang kritis dan menyampaikan fakta secara apa adanya, olehnya dianggap sebagai pencari muka," katanya.
Sebagai senior, menurut Kamhar, seharusnya Marzuki Alie memberi keteladanan tuk pintar-pintar menilai diri dan menempatkan diri.
Kata Kamhar lebih tepatnya “tahu diri”.
"Menghargai regenerasi dan tak memproduksi kebohongan. Katanya tak ikut-ikutan dan tak tahu menahu dengan gerombolan gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPK PD), nyatanya dialah yang paling awal tiba di Sumatera Utara untuk menghadiri KLB abal-abal," katanya.
Lanjut Kamhar, banyak bukti yang mengaitkan Marzuki Alie dan semakin terkonfirmasi dengan kehadirannya pada KLB abal-abal yang berhasil menghantarkannya sebagai Ketua Dewan Pembina abal-abal bersanding dengan Moeldoko Ketua Umum abal-abal.
"Semua argumentasi tentang kecintaan dan niat untuk membesarkan Partai Demokrat justru bertentangan dengan apa yang mereka kerjakan," ujarnya.
Menurut Kamhar, saat Partai Demokrat sedang bagus-bagusnya terus mengalami trend kenaikan di bawah kepemimpinan Ketum AHY maka mereka justru berkomplot dan menjadi kaki tangan pihak luar untuk menggerogoti Partai Demokrat dari dalam.
"Itulah penilaian saya tentang Marzuki Alie yang telah mencemarkan dirinya setelah 6 tahun menahan diri dari politik," ujar Kamhar.
Sumber: Kompas.com/Tribunnews.com