Ketika Istri KSAD Temui Mbah Ribet, Nenek yang Hidup Sebatang Kara dan Tak Bisa Berjalan
Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Hetty Andika Perkasa sengaja mengunjungi Mbah Ribet di Desa Buyutan, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Hetty Andika Perkasa sengaja mengunjungi Mbah Ribet di Desa Buyutan, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dalam tayangan Chanel Youtube TNI AD, yang diunggah Kamis (25/3/2021) tampak istri Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa tersebut datang bersama jajaran Persit KCK Pangdam IV/ Diponegoro, Ketua Bhayangkari Daerah Yogyakarta, serta didampingi Selebgram Inem Jogja.
Setelah turun dari kendaraannya, Hetty Andika Perkasa berjalan menyusuri jalan perkampungan hingga akhir sampai di kediaman Mbah Ribet.
Mbah Ribet merupakan nenek berusia 85 tahun yang hidup sebatang kara.
Ia sudah 10 tahun tidak bisa berjalan akibat terjatuh.
Baca juga: KSAD Akan Tempatkan Serda Aprilio Perkasa Manganang di Satuan Perbekalan dan Angkutan
Kedatangan Hetty dalam rangka menengok Mbah Ribet dan berbagi kebahagian.
Mbah Ribet diketahui sudah sekian lama hidup sebatang kara dan tidak pernah ditengok oleh sepuluh anaknya.
Sesampainya di teras kediaman Mbah Ribet, Hetty tampak langsung menyapa Mbah Ribet.
"Apa kabar?" sapa Hetty kepada Mbah Ribet.
Baca juga: Beri Nama Baru untuk Aprilia Manganang, Istri KSAD Andika Perkasa Nyaris Menangis
Tampak Hetty duduk di tempat duduk kecil yang terbut dari kayu menghadap Mbah Ribet.
Sementara Mbah Ribet duduk di kursi yang berada di teras rumahnya.
Mbah Ribet tampak bahagia menerima kedatangan Hetty.
Tampak Mbah Ribet pun tertawa lepas saat berbincang dengan Hetty Andika Perkasa.
"Makannya apa sih mbah Ribet?" tanya Hetty.
"Makannya nasi," jawab Mbah Ribet dengan logat jawa.
Baca juga: KSAD Bahas Rencana Perawatan dan Upgrade Helikopter Fennec TNI AD dengan Airbus
Lantas Hetty pu meminta ijin untuk masuk ke rumah Mbah Ribet dan melihat kondisi setiap ruangan di dalamnya mulai dari kamar, ruang tengah, dan dapur.
Setelah itu, Hetty pun menilik toilet milik Mbah Ribet yang berada di luar rumah.
“Disini wc-nya, kita liat wc nya kaya apa, gak ada tutupnya ya gak apa-apa karena memang untuk ke amannan ya karena tidak bisa berjalan,” ujar Ibu Hetty.
Setelah melihat kondisi rumah dan toilet milik Mbah Rebet, Hetty pun kembali berbincang.
Lantas, Hetty pun menanyakan penyebab Mbah Ribet tak bisa berjalan sehingga untuk berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lainnya, ia harus berjalan dengan cara mengesot.
"Kenapa, ngesotnya karena apa?" tanya Hetty.
"Terpeleset hingga terjatuh," jawab Mbah Ribet.
Kemudian Hetty pun memanggil dokter yang ikut bersama rombongan untuk mengecek kondisi kesehatan Mbah Ribet.
Dalam analisa awal dr Ridwan, kaki dari mbah Ribet mengalami kontraktur, akibat jatuh yang mengakibatkan kakinya patah, setelah dioperasi tidak mendapatkan tahap fisioterapi.
Hetty lantas menanyakan soal keberadaan anak-anak Mbah Ribet.
"Anak-anak enggak pernah nengok?" tanya Hetty.
"Tidak pernah ke sini, tidak tahu di sana mati atau hidup, saya tidak tahu, saya tidak lihat. Lah iya sejak mantuk," kata Mbah Ribet.
Setelah itu, Hetty pun memberikan bantuan berupa sembako kepada Mbah Ribet serta sebuah kotak.
Mendapatkan hal tersebut, Mbah Ribet tak kuasa menahan air matanya.
Ia mencoba mengusap air matanya dengan tangan.
"Kita tidak boleh menangis, kita harus selalu bahagia supaya sehat, panjang umur ya Mbah," kata Hetty.
"Mbah yang penting sehat, makannya bagus kalau bisa gulanya dikurangin karena gula tidak begitu baik untuk kesehatan. Mungkin gantinya madu," ujarnya.
Mbah Ribet pun hanya bisa mendoakan dan mengucapkan terima kasih kepada Hetty Andika Perkasa usai menerima bantuan tersebut.
"Terima kasih, semoga selalu dilimpahkan rezekinya yang banyak," ujar Mbah Ribet.
Bantuan sembako juga diberikan kepada kepada seluruh penduduk di Desa Buyutan.
Pemberian bantuan tersebut sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang Hetty Andika Perkasa terhadap sesama dan diharapkan bisa sedikit meringankan beban masyarakat sekitar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.