Pengamat: Jokowi akan Jadi King Maker di Pilpres 2024
Pengamat meyakini Jokowi akan jadi king maker di Pilpres 2024 setelah Megawati menolak wacana masa jabatan presiden 3 periode.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyebut usai penolakan Megawati Soekarnoputri soal wacana masa jabatan presiden 3 periode, Presiden Joko Widodo kemungkinan akan jadi orang atau figur yang baru pada 2024.
Karyono meyakini Jokowi akan jadi king maker, seperti halnya Megawati ketika mengorbitkan dirinya.
"Figur Jokowi akan masuk menjadi salah satu "king maker" dalam pertarungan pilpres mendatang. Pengaruh Jokowi masih cukup besar," kata Karyono dalam keterangan yang diterima, Jumat (26/3/2021).
Baca juga: Wacana Duet Prabowo-Anies di Pilpres 2024, PKS: Mas Anies Sayang Kalau Jadi Cawapres
Karenanya, Karyono mengatakan konstelasi pilpres 2024 akan dipengaruhi juga oleh konfigurasi para "king maker".
Pertarungan sesungguhnya justru terjadi di tingkat king maker.
"Tidak hanya faktor figur capres dan koalisi partai yang perlu diperhatikan, tetapi koalisi para king maker sangat penting untuk diamati, karena para king maker berpengaruh dalam memainkan peran di belakang layar," katanya.
Baca juga: Komentar Wagub DKI Soal Anies Ungguli Prabowo dan Sandiaga Uno di Survei Kandidat Presiden
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri angkat bicara terkait isu penambahan masa jabatan presidenan dari dua periode menjadi tiga periode.
Dirinya menuding balik pihak yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menjadi presiden selama tiga periode.
"(Jokowi) berkeinginan katanya 3 periode. Yang omong itu yang kepengin sebetulnya. Siapa tahu suatu saat dia bisa 3 periode," kata Megawati dalam peluncuran buku 'Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam', yang disiarkan channel Youtube PDI-P, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Beredar Poster Puan - Moeldoko Maju Pilpres 2024, Menkumham Yasonna: Itu Hoaks
Menurut Megawati, tudingan terhadap Jokowi tersebut tidak berdasar.
Mengingat, menurut Megawati, presiden tidak bisa begitu saja mengubah isi UUD 1945 untuk menambah masa jabatan.
"Memang presiden bisa merubah keputusan secara konstitusi? Kan tidak. Kan tidak," ucap Megawati.
Megawati mengaku menyinggung hal itu karena dia justru ingin mendorong agar kader-kader PDIP yang duduk di eksekutif maupun legislatif tak menyia-nyiakan waktunya selama menjabat.
Menurut Megawati, para kader PDIP harus banyak membaca buku sehingga pengetahuannya banyak.
Namun isi buku itu sebaiknya tak hanya dibaca, namun harus dipraktikkan di lapangan.
Dengan begitu kader PDIP selalu aktif bekerja di tengah rakyat.
"Kalian saya minta itu supaya aktif. Seperti Hendy (Wali Kota Semarang). Kalau mau jadi wali kota, mau apa kamu? Mau cari kekayaan, kekuasaan, ketenaran? Berhenti lah. Paling dua periode selesai, tak ada lagi bisa lebih dari dua periode," tutur Megawati.
Dirinya menyebut tugas utama sebagai kader PDI-P adalah memperjuangkan nasib rakyat.