Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Bahas Pesawat Tempur Hingga Drone yang Jadi Penentu Kemenangan Dalam Perang Modern

Hadi mengatakan dalam sejarah peperangan modern menunjukan bahwa kekuatan udara menjadi game changer di medan pertempuran. 

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Panglima TNI Bahas Pesawat Tempur Hingga Drone yang Jadi Penentu Kemenangan Dalam Perang Modern
Dok/Wikipedia
Dalam upacara dan parade HUT ke-74 TNI, pesawat tanpa awak (drone) tempur Rainbow CH-4 milik TNI Angkatan Udara ikut tampil. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto membahas kekuatan udara yang menjadi penentu kemenangan dalam hampir setiap konflik modern di dunia. 

Hadi mengatakan dalam sejarah peperangan modern menunjukan bahwa kekuatan udara menjadi game changer di medan pertempuran. 

Perang Dunia II, kata Hadi, contohnya menjadi catatan sejarah yang lengkap bagi kebangkitan kekuatan udara sebagai senjata mematikan baru dalam pertempuran.

Hal tersebut disampaikan Hadi saat menjadi Keynote Speech pada Seminar Airpower yang diselenggarakan secara daring oleh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Bandung, Jawa Barat pada Rabu (31/3/2021).

“Kita masih ingat bagaimana Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbour dilumpuhkan oleh skuadron pesawat pembom dan pesawat tempur Jepang yang diluncurkan dari kapal induk,” kata Hadi dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Rabu (31/3/2021).

Nilai strategis kekuatan udara, lanjut Hadi, mencapai puncaknya saat terjadi konflik antara Azerbaijan dan Armenia di Nagorno Karabakh.

Konflik tersebut, kata Hadi, patut dijadikan lesson learned. 

Baca juga: Antisipasi Serangan Drone, Pusdik Kavaleri Pelajari Perang Azerbaijan-Armenia

BERITA REKOMENDASI

“Kemenangan Azerbaijan atas Armenia telah membuka mata dunia terhadap kekuatan udara baru yang efektif, efisien dan mematikan, yaitu pesawat tempur nir awak atau Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV),” kata Hadi.

Menurut Hadi kemampuan UCAV tidak hanya digunakan untuk misi penyerangan saja, melainkan drone-drone taktis dan strategis tersebut telah digunakan untuk menjadi mata di angkasa untuk kepentingan di masa damai. 

“Bila kita mencermati dinamika lingkungan strategis di kawasan, khususnya Indopasifik, trend konflik yang berpotensi terjadi akan berada di domain maritim,” kata Hadi.

Hadi juga menjelaskan konsep Network Centric Warfare (NCW) menjadi visi TNI untuk melakukan integrasi kesisteman seluruh Alutsista TNI.

Dengan demikian, kata Hadi, kedepan interoperabilitas akan menjadi budaya organisasi TNI dan berfungsi sebagai jantung kekuatan gabungan matra-matra TNI.

“Tantangan tersebut harus dicermati dan disikapi serta menjadi alasan utama mengapa kita membutuhkan transformasi Airpower TNI Angkatan Udara,” kata Hadi.

Seminar Airpower Seskoau yang digelar tersebut, kata dia, merupakan saat yang tepat bagi TNI untuk berdiskusi dan bertukar pandangan guna menyiapkan diri menghadapi berbagai tantangan kedepan. 

“Saya yakin dan percaya, seluruh peserta seminar hari ini hadir dengan kebulatan tekad dan satu pemikiran untuk mewujudkan visi airpower TNI Angkatan Udara masa depan. Oleh karenanya, saya mengajak seluruh peserta seminar untuk bersama-sama berfikir kritis dan inovatif guna menghasilkan terobosan-terobosan baru untuk mewujudkan visi luhur kita bersama,” kata Hadi.

Hadi juga mengutip pesan Bung Karno dalam salah satu pidatonya yang mengatakan “Kuasai udara untuk melaksanakan kehendak nasional, karena kekuatan nasional di udara adalah faktor yang menentukan dalam perang modern”.

“Pesan Proklamator Republik Indonesia tersebut masih kita rasakan relevan hingga saat ini dan pesan tersebut harus kita jadikan sebagai motivasi dan inspirasi untuk mewujudkan airpower TNI Angkatan Udara,” kata Hadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas