Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Insiden Penyerangan ke Mabes Polri, Orang Tua ZA Hampir Lapor Polisi, Ternyata Gara-gara Ini

Orang tua Zakiah bahkan sempat hendak melapor ke polisi karena putrinya tak kunjung pulang sedari pagi.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Sebelum Insiden Penyerangan ke Mabes Polri, Orang Tua ZA Hampir Lapor Polisi, Ternyata Gara-gara Ini
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
Suasana kediaman ZA, wanita pelaku penyerangan Mabes Polri, yang beralamat di Jalan Lapangan Tembak, Gang Taqwa, RT 003/RW 010, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (31/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang tua Zakiah Aini (25), pelaku penyerangan di Mabes Polri, ternyata sempat mencari keberadaan putrinya, sebelum kejadian itu terjadi.

Orang tua Zakiah bahkan sempat hendak melapor ke polisi karena putrinya tak kunjung pulang sedari pagi.

Informasi ini diungkapkan Ketua RT 3 RW 10, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur Kasdi saat ditemui wartawan Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Sikapi Teror di Makassar dan Mabes Polri, Puan Serukan Pentingnya Ketahanan Keluarga dan Sosial

Kasdi mengatakan, pada Rabu (31/3/2021) pihak Ketua RT didatangi oleh orang dari Polda Metro Jaya.

Awalnya Kasdi sempat bingung. Kemudian pihak polisi menanyakan alamat rumah Zakiah.

Usai kunjungi rumah Zakiah, polisi bersama kedua orang tuanya mendatangi kembali rumah Ketua RT.

Disitu orang tua Zakiah, M Ali bercerita bahwa anaknya sempat keluar dari rumah pada Rabu (31/3/2021) pukul 09.00 WIB.

Baca juga: Asal Usul Senjata Api yang Dibawa ZA Saat Serang Mabes Polri, Ini Kata Polisi

Berita Rekomendasi

Hal itu memang dirasa janggal mengingat Zakiah merupakan anak yang jarang keluar rumah.

Terlebih, sampai menjelang magrib pukul 18.00 WIB, Zakiah tidak kunjung pulang.

Hal itu menambah khawatir keluarga karena Zakiah merupakan anak yang jarang keluar rumah dan main seharian.

Apalagi saat pergi Zakiah mengatakan kepada orang tuanya hanya akan keluar sebentar.

Zakiah juga sempat tidak bisa dihubungi. Sebab kata Kasdi, pengakuan orang tuanya anaknya selalu bergonta-ganti nomor handphone.

Karena kekhawatiran itu, keluarganya hampir saja mau melaporkan kehilangan anak kepada polisi.

"Kata keluarganya tadinya sudah mau lapor ke kepolisian. Karena dari pukul 09.00 WIB sampai magrib belum pulang-pulang," ungkapnya.

Namun sampai kejadian penyerangan itu, pihak keluarga tidak kunjung mendapatkan kabar dari Zakiah.

Hingga akhirnya polisi datang menghampiri rumah tinggal Zakiah di Gang Taqwa, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

Disitulah keluarga Zakiah baru sadar bahwa gadis yang menyerang Mabes Polri merupakan anak bungsu mereka.

Diketahui sebelumnya Zakiah Aini (25) melakukan penyerangan di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sore.

Zakiah membawa senjata api dan menembakkannya ke beberapa polisi jaga di markas polisi tersebut.

Akibat aksinya, Zakiah menerima tindakan tegas oleh sejumlah aparat polisi yang berjaga di Mabes Polri.

Tak Menyangka

Zakiah Aini (26) perempuan pelaku terduga teroris di Mabes Polri telah dimakamkan oleh pihak keluarga.

Keluarga yang ditinggalkan pun sempat berbincang dengan para sanak saudara dan kerabat yang datang ke kediamannya di Jalan Lapangan Tembak, Gg Taqwa No.3 RT 003/019 Kel. Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021).

Ali, ayah dari Zakiah Aini tampak tidak bisa menahan kesedihannya.

Ketika mengetahui bahwa putri bungsunya itu tewas ditembak mati saat melakukan aksi di teror di Mabes Polri.

Pantauan Tribunnews, Ali tampak mengendarai sepeda motor matic berwarna ungu menuju kediamnnya di Jl. Lapangan Tembak, Gg Taqwa No.3 RT 003/019 Kel. Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.

Saat berhenti di halaman rumahnya, Rabani Harahap yang merupakan rekan Ali menghampirinya.

Disaat itu, Rabani langsung menyodorkan tangannya kepada Ali untuk mengucapkan bela sungkawa atas kejadian di Mabes Polri tersebut.

Kepada Rabani, Ali menceritakan bahwa tak menyangka kalau anaknya bakal melakukan aksi tersebut.

Keduanya berdialog dalam bahasa Mandailing.

Suara dan bibir Ali pun terlihat bergetar saat menceritakan kepada Rabani bahwa tak menyangka anaknya melakukan aksi teror di Mabes Polri.

Keduanya berbincang kurang lebih sekitar 5 menit di halaman depan rumah.

Ali beberapa kali terlihat menunduk saat bercerita kepada Rabani.

"Tadi kami ngobrol, saya sampaikan kenapa bisa anaknya seperti itu? Kan dia anaknya nurut," kata Rabani saat menceritakan isi percakapannya bersama Ali.

"Tadi dijawab sih bilang tidak tahu dan tak menyangka," ucap Rabani menirukan jawaban Ali.

Usai berbincang dengan Rabani, Ali pun menolak untuk diwawancarai awak media.

Belajar di internet

Karopenmas Divisi Humas Polri Bridgjen Rusdi Hartono mengatakan bahwa aksi Lonewolf yang dilakukan oleh terduga teroris ZA dipelajari melalui internet.

Karena menurut Rusdi di internet dan media sosial sekarang ini mudah sekali menemukan hal-hal seperti itu.

"Lonewolf itu melakukannya sendiri dan menginisiasi sendiri. Mereka mendapat itu semua, sekarang ini kan internet luar biasa. Apapun dari internet, dari media sosial semua bisa dia dapatkan."

"Kemungkinan kalau lonewofl ini dia mendapatkannya sendiri. Salah satunya melalui media internet, melalui media sosial yang ada sekarang banyak sekali hal-hal seperti itu," kata Rusdi dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (1/4/2021).

Polisi Beberkan Bagaimana ZA Bisa Lolos Pemeriksaan Sebelum Melancarkan Aksi Teror di Mabes Polri

Diwartakan Tribunnews.com, Mabes Polri menjelaskan bagaimana ZA bisa lolos dari pemeriksaan petugas kepolisian sebelum akhirnya meneror di lingkungan Mabes dan kemudian dilumpuhkan.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan ZA datang ke Mabes Polri sebagai masyarakat biasa.

"Yang bersangkutan ZA datang seakan-akan menjadi bagian masyarakat yang membutuhkan pelayanan," kata Rusdi di Kantor Divhumas Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/4/2021).

ZA, dikatakan Rusdi, datang melalui pintu belakang. Pemeriksaan sesuai prosedur ditegaskan Rusdi juga sudah dilakukan.

"Yang bersangkutan masuk dan seperti biasa seakan-akan seperti masyarakat, dan tiba-tiba melakukan aksinya di pos pengaman bagian depan," katanya.

Namun, Rusdi mengatakan pihaknya akan melakukan audit soal pengaman di Mabes Polri, terlebih soal bagaimana senjata yang dibawa ZA bisa lolos dari pemeriksaan.

"Kekurangan, kelemahan ini akan kita perbaiki. Mudah-mudahan hari ini masalah pengaman kepolisian tidak hanya di mabes, di wilayah markas-markas kepolisian punya keamanan yang lebih baik lagi dan terus meningkatkan kewaspadaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," kata Rusdi.

Terduga Teroris ZA Berideologi ISIS

Perlu diketahui berdasarkan hasil profiling polisi, Kapolri Listyo Sigit mengatakan terduga teroris ZA ini berideologi ISIS.

Hal tersebut terbukti lewat postingannya di media sosial.

"Yang bersangkutan memiliki Instagram yang baru dibuat atau di-posting 21 jam yang lalu, di mana di dalamnya ada bendera ISIS."

"Ada tulisan masalah bagaimana perjuangan jihad," kata Sigit.

Sebelum dilumpuhkan oleh polisi, ZA sempat melepaskan tembakan sebanyak enam kali ke sejumlah polisi yang tengah berjaga di Mabes Polri.

Namun akhirnya ZA berhasil dilumpuhkan polisi lewat sebuah tembakan jarak jauh yang membuatnya tewas di tempat.

Kapolri pun menegaskan penembakan mati terhadap ZA ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang terukur.

Baca berita lainnya terkait Mabes Polri Diserang Teroris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas