Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Imparsial Sebut Bertaburnya Kebencian SARA di Medsos Bisa Tumbuhkan Terorisme

Peneliti Senior Imparsial Al Araf menilai selama kebencian atas dasar SARA bertebaran di media sosial akan mendorong tumbuhnya terorisme

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Sanusi
zoom-in Imparsial Sebut Bertaburnya Kebencian SARA di Medsos Bisa Tumbuhkan Terorisme
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Direktur The Indonesian Human Right Monitor (Imparsial) Al Araf 

Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Imparsial Al Araf menilai selama kebencian atas dasar SARA bertebaran di media sosial, dan masih ada cara pandang eksklusif yang diikuti sikap intoleran, maka situasi sosial tersebut akan mendorong tumbuhnya terorisme dan ekstremisme kekerasan.

"Maka hal itu mendorong situasi sosial yang kondusif bagi tumbuhnya terorisme dan ekstremisme kekerasan," kata Al Araf dalam keterangannya, Jumat (2/4/2021).

Baca juga: Imparsial Sebut Kemajuan Teknologi Informasi Ikut Ubah Pergerakan Pelaku Terorisme

Bila kondisi tersebut adalah realita, maka penanganan terorisme tak cukup hanya memperkuat kewenangan instrumen koersif, seperti pelibatan TNI mengatasi aksi terorisme atau kewenangan baru untuk aparat kepolisian.

Baca juga: Imparsial: Secara Teori, Pengungkapan Jaringan Teroris Akan Picu Reaksi Kelompok Lainnya

Menurutnya hal yang harus dipikirkan untuk menguatkan penanganan terorisme adalah membangun mekanisme pencegahan, mulai dari agenda deradikalisasi hingga kontraradikalisasi.

"Langkah-langkah pencegahan yang sifatnya komprehensif juga perlu melibatkan semua pemangku kepentingan baik di pemerintahan maupun masyarakat mengingat kompleksitas akar dan masalah terorisme," tuturnya.

"Dalam konteks ini, kerja-kerja tersebut perlu mengoptimalkan peran BNPT, tokoh agama, masyarakat, peran komunitas, dunia pendidikan, keluarga dan lainnya. Kebijakan dan strategi yang parsial sulit menghasilkan capaian yang optimal mengingat kompleksitas akar dan sumber persoalan yang ada," pungkas dia.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas