Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kediaman Wanita Penyerang Mabes Polri di Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur Sepi

Gang Taqwa yang berada di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, sepi, Senin (5/4/2021).

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kediaman Wanita Penyerang Mabes Polri di Kelapa Dua Wetan Jakarta Timur Sepi
Tribunnews.com/ Lusius Genik
Kediaman ZA, perempuan yang lakukan aksi teror bersenjata di Mabes Polri. Kediaman ZA berada di Gang Taqwa, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur/Lusius Genik. 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gang Taqwa yang berada di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, sepi, Senin (5/4/2021).

Gang ini merupakan tempat tinggal ZA, perempuan yang melakukan aksi teror dengan menyerang Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Rabu (31/3/2021) pekan lalu.

Rumah ZA hanya berjarak sekira 350 meter dari mulut Gang Taqwa yang lokasinya berada tepat di pinggir Jalan Raya Lapangan Tembak-Cibubur.

Baca juga: Kompolnas Soroti CCTV dan Prosedur Penggeledahan Pengunjung di Mabes Polri 

Berdasarkan pengamatan tribunnews.com, Gang Taqwa terlihat minim aktivitas masyarakat.

Sepanjang jalan dari mulut gang sampai ke rumah ZA sangat sepi, setidaknya sejak sekira pukul 13.00 WIB-15.40 WIB.

Sebagian besar rumah warga di Gang Taqwa terlihat tertutup, dengan lampu dimatikan.

Berita Rekomendasi

Hanya segelintir warga yang melakukan aktivitas di luar rumah.

Seperti pedagang kelontong, pedagang keliling, serta anak-anak yang sesekali berlarian di jalanan Gang Taqwa.

Baca juga: Polri: Ada Kelompok yang Tuding Bom Bunuh Diri di Makassar dan Penyerangan Mabes Polri Cuma Rekayasa

Rumah ZA juga terlihat tertutup.

Lampu dimatikan, dua motor matic dan sebuah sepeda dibiarkan terparkir di beranda rumah bercat serba putih itu.

Ibu ZA beberapa kali keluar rumah, hanya saja langsung mengindari awak Tribunnews.com yang hendak meminta keterangan.

Baca juga: Sistem Keamanan Mabes Polri Dibobol Teroris, IPW Sayangkan Tak Ada Pejabat yang Ditindak

"Maaf mas, saya engga berani (memberi keterangan), sudah sama polisi saja. Saya takut salah ngomong," ucap orang tua ZA kepada tribunnews.com seraya menutup pintu rumahnya.

Saat berita ini diturunkan, hujan mulai mengguyur kawasan Gang Taqwa.

Sejumlah wrga yang sebelumnya sempat beraktivitas di luar mulai memasuki rumahnya masing-masing.

Kronologi ZA melakukan aksi teror di Mabes Polri

Rangkaian bagaimana ZA berangkat dari rumahnya di kawasan Jakarta Timur hingga melakukan aksi teror di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) sore akhirnya terungkap.

Berdasarkan sejumlah fakta yang dihimpun Tribunnews.com, ZA berangkat dari kediamannya di Gang Taqwa, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur pada hari yang sama saat dirinya beraksi.

Putri bungsu M Ali dan Sutini awalnya pamit kepada ibunya sekira pukul 09.00 WIB.

"Ma, Zakiah keluar sebentar," itulah kata-kata terakhir yang diucap ZA kepada ibunya.

ZA tidak mengungkapkan maksud dirinya keluar rumah.

Baca juga: Apa Itu Lone Wolf? Sebutan Polisi untuk Aksi Terduga Teroris ZA yang Serang Mabes Polri Sendirian

Sampai akhirnya, ia pun datang ke komplek Mabes Polri dengan membawa sepucuk senjata air gun Kaliber 4,5 MM.

Wanita kelahiran 1995 itu berjalan dari gerbang belakang Mabes Polri menuju gerbang utama sekitar pukul 16.30 WIB.

Kepada petugas jaga, ZA awalnya berpura-pura menanyakan kantor pos.

Kemudian petugas yang berjaga di pos mengarahkan ZA ke kantor pos.

Setelah itu ZA pun berjakan ke arah gerbang utama Mabes Polri.

Namun, di tengah jalan pelaku kembali lagi ke pos jaga dan menyerang petugas.

Baca juga: Pengamat Terorisme Sebut Serangan ke Mabes Polri Mirip Aksi Black Widow, Apa Maksudnya?

ZA langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan melesatkan tembakan.

Ia menembak sebanyak 6 kali. 2 ke arah anggota di dalam pos, 2 di luar, kemudian dua kali menembak kepada anggota yang ada di belakangnya

Melihat aksi tersebut, petugas pun kemudian mengambil tindakan tegas dan terukur dengan menembak ZA.

Setelah tubuhnya diterjang timah panas, ZA pun terkapar meregang nyawa.

Kemungkinan senjata disembunyikan di pinggang

Kepolisian pun mengungkap bagaimana ZA bisa lolos masuk ke komplek Mabes Polri dengan membawa senjata.

Padahal, setiap orang yang hendak masuk ke komplek Mabes Polri kerap diperiksa petugas, terlebih orang yang tidak dikenal.

Hingga kini kepolisian pun masih melakukan penyelidikan bagaimana, ZA bisa lolos dari pemeriksaan pos jaga.

"Ya itu yang masih kita dalami karena tersangkanya kan ZA meninggal dunia dia. Dimungkinkan dia masukkan di bagian tubuhnya, entah dipinggang atau dimana ya dan itu kenyataan memang lolos dari penjagaan," kata Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/4/2021).

Saat ini, kepolisian masih melakukan audit soal pengamanan di Mabes Polri.

Baca juga: BNPT: Teroris di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri Punya Kaitan Ideologi

"Kekurangan, kelemahan ini akan kita perbaiki. Mudah-mudahan hari ini masalah pengaman kepolisian tidak hanya di mabes, di wilayah markas-markas kepolisian punya keamana yang lebih baik lagi dan terus meningkatkan kewaspadaan. Ini sedang diaudit masalah pengamanan kita," katanya.

Rusdi memastikan pihaknya akan melakukan pemeriksaan kepada anggota yang saat kejadian berada di pos jaga.

"Apabila ada kelalaian, ada SOP yang dilanggar tentunya akan diberikan tindakan," kata Rusdi.

Namun, Rusdi belum bisa memastikan ada berapa petugas yang akan diperiksa terkait hal ini.

"Ada petugas pagi sampai malam, sampai pagi. Itu diatur Yanma (Pelayanan Markas) untuk pengamanan markasnya," kata Rusdi.

Jenis senjata

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono memastikan jenis senjata yang digunakan ZA merupakan Airgun berkaliber 4,5 mm.

Hal itu dipastikan setelah melakukan pendalaman dan pengecekan dari uji laboratorium forensik atas sejumlah barang bukti yang ditemukan di lapangan.

"Dari hasil pengamatan gambar senjata yang dipergunakan pelaku jenis pistol Airgun BB bullet call 4,5 mm," kata Argo dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (1/4/2021).

Selain itu, Argo mengatakan bahwa aparat kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan soal asal-usul senjata Airgun tersebut bisa didapatkan pelaku.

Apalagi, saat ini pelaku telah meninggal dunia dalam aksi terornya tersebut.

Sehingga, diperlukan pendalaman untuk mengetahui darimana senjata itu diperoleh.

"Asal senjata masih diselidiki. Karena yang bersangkutan sudah meninggal," ujar Argo.

Diketahui, senjata Airgun ini menggunakan gas Co2 sebagai pendorong peluru.

Co2 penggunaannya ditancapkan dan dipasang pada bagian popor senjata.

Baca juga: Sebelum Insiden Penyerangan ke Mabes Polri, Orang Tua ZA Hampir Lapor Polisi, Ternyata Gara-gara Ini

Airgun sendiri adalah salah satu jenis senjata angin.

Mekanisme yang digunakan untuk menembak memanfaatkan tekanan angin.

Hal yang sama bisa ditemukan pada senapan angin atau airsoft gun.

Tetapi, dalam hal perbedaannya yaitu untuk airgun angin yang digunakan adalah karbon dioksida atau Co2.

Peluru yang digunakan juga berbentuk bola kecil atau gotri yang terbuat dari logam.

Beda dari airsoft gun yang menggunakan peluru dari plastik yang lebih ringan.

Dengan begitu, airgun lebih memiliki kekuatan dan lebih berbahaya ketimbang airsoft gun.

Jika ditembak dari jarak dekat, airgun bisa melukai atau bahkan mematikan orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas