BMKG Sebut Prediksi Badai Siklon Tropis Seroja Sudah Disampaikan ke Daerah
BMKG mengatakan badai siklon tropis seroja yang menyebabkan hujan ekstrem, banjir bandang, dan longsor di NTB dan NTT sudah terdeteksi sejak 2 April
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan badai siklon tropis seroja yang menyebabkan hujan ekstrem, banjir bandang, dan longsor di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah terdeteksi sejak 2 April 2021.
Informasi mengenai potensi terjadinya badai telah disebarluaskan ke berbagai daerah termasuk daerah yang saat ini terdampak badai tersebut.
"Siklon tropis Seroja ini yang telah terdeteksi sejak tanggal 2 April segera disebarluaskan ke berbagai pihak termasuk juga ke pemerintah daerah di lokasi terdampak oleh BMKG Stasiun," katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: BMKG: Kecepatan Pusaran Siklon Tropis Seroja di NTT saat Terbentuk Capai 85 Km/Jam
Usai kejadian bencana, BMKG kata Dwikorita menerjunkan 7 stasiun ke lokasi pengungsian.
Tujuannya untuk menyampaikan kepada warga mengenai perkembangan cuaca terkini termasuk peringatan dini potensi bencana.
"Untuk menenangkan warga dan kami juga meminta untuk membuat whatsapp group pengungsi agar perkembangan Cuaca dan peringatan dini dapat segera tersebar melalui WA grup pengungsi," katanya.
Baca juga: Bencana NTT, Rachel Vennya Galang Dana Bantu Korban, Tak Sangka Terkumpul Rp 1 M dalam Semalam
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan adanya bahaya lanjutan dari cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia dalam beberapa hari terkahir ini.
Jokowi meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menggencarkan peringatan dini cuaca ekstrem kepada masyarakat dan juga Pemerintah Daerah.
"Saya minta BMKG untuk menggencarkan peringatan cuaca ekstrim akibat dari siklon tropis seroja," kata Jokowi dalam rapat terbatas penaganan bencana di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (6/4/2021).
Baca juga: Kepala BNPB Tinjau Lokasi Pengungsian dan Dapur Umum di Lewoleba NTT
Presiden minta peringatan dini cuaca ekstrem tersebut dapat diakses oleh seluruh kepala daerah di Indonesia, sehingga dapat melakukan antisipasi di wilayahnya sebelum bencana itu terjadi.
"Pastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat dapat mengakses memantau prediksi cuaca dan iklim yang dikeluarkan oleh BMKG, mereka harus tahu semuanya sehingga masyarakat bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaannya untuk menghadapi ancaman resiko baik itu angin kencang, bahaya banjir, banjir bandang dan tanah longsor," katanya.