Sosok Umbu Landu Paranggi di Mata Cak Nun: Guru yang Baik dan Gemar Berpuasa
Sosok Umbu Landu Paranggi bagi(Cak Nun) merupakan sosok yang tidak memiliki nafsu duniawi dan tahan berpuasa, hingga berpuasa dihari lahir Cak Nun
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Sebelumnya, Umbu dikabarkan tidak makan apapun sampai dua hari kemudian harus dirawat di ruang ICU Rumah Sakit.
Cak Nun lantas menuliskan bahwa dirinya belum pernah bertemu dengan orang se'rohani' itu saat membagikan ceritanya melalui tulisan di rubik ini.
"Umbu menghadap Allah dalam keadaan berpuasa dari dunia, sebagaimana hampir seluruh usianya ia jalani dengan lelaku puasa atas berbagai tipuan kemewahan keduniaan, dengan kadar dan bentuk yang saya belum pernah menyaksikannya pada siapapun lainnya," tulis Cak Nun.
Dalam rubik lain yang berjudul 'Presiden Malioboro', Cak Nun mengenali Umbu sebagi seorang 'zuhud' yang senantiasa berpuasa dari segala gemerlapnya duniawi.
"Saya mengenalinya sebagai “zuhud”: berpuasa dari kemewahan dan gegap gempita dunia. Ia meninggalkan harta, kekuasaan, wanita, kemasyhuran dan menyimpan uang dalam bungkusan plastik dipendam di tanah," ungkapnya.
Baca juga: 7 Sastrawan Terima Anugerah Sastera Rancage 2021
Baca juga: Penyair Berpuisi dan Berderma APD untuk Tenaga Medis Atasi Corona
Karya
Selama masa hidupnya, sosok Umbu dikenal sebagai sastrawan.
Namun demikian sepengetahuan Cak Nun, Umbu tidak pernah menerbitkan satu buku maupun kumpulan puisi meskipun dirinya mampu dalam hal itu.
Diceritakan Cak Nun dalam tayangan YouTube Pengajar Digital, karya-karya sastra Umbu pernah akan dimuat dalam Majalah Horison.
Jaman dulu jika karya tulisan seorang dimuat di Majalah Horison berarti seseorang tersebut telah mencapai puncak dari tujuan sastrawan.
Sehingga, sebegitu 'rohani' nya Umbu bagi Cak Nun.
Melalui unggahan tulisan Cak Nun, dirinya mengungkapkan rasa syukur telah dipertemukan dengan sosok guru seperti Umbu Landu Paranggi.
"Syukur kepada Tuhan yang memperkenankan saya berjumpa dengan Umbu Landu Paranggi. Satu-satunya orang yang pernah digelari sebagai Presiden Malioboro oleh media massa, kalangan intelektual, aktivis kebudayaan 42 tahun yang lalu," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)