Izin Darurat Vaksin Merah Putih Diperkirakan Akhir 2021
Jika tak ada halangan berarti, vaksin Covid-19 buatan anak bangsa itu diproyeksikan akan mendapat izin darurat pada akhir 2021.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembangan vaksin Merah Putih yang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga Surabaya masih terus berjalan.
Jika tak ada halangan berarti, vaksin Covid-19 buatan anak bangsa itu diproyeksikan akan mendapat izin darurat pada akhir 2021.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito mengatakan, untuk vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair diharapkan sudah mampu dilakukan uji pra klinik dengan binatang mulai 9 April mendatang.
"Diharapkan selesai September atau Oktober 2021. Dan emergency use authorization (EUA) bisa diberikan di 2021, baru mulai produksi massal," kata Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Kemendikbud: Satu Juta Guru Telah Jalani Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Sesuai Standar Keamanan, IVC Technoplast Digunakan untuk Kotak Penyimpan Vaksin
Sementara untuk perkembangan vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Eijkman. Penny mengatakan uji klinisnya belum berjalan. Hanya saja, seed vaksin sudah diserahkan ke PT Biofarma.
"Harapannya uji klinik akan selesai paruh kedua 2022 dan produksi massal Oktober 2020. EUA diberikan pada September 2022," ujarnya.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir mengatakan, saat ini vaksin Merah Putih masih berada dalam tahap pengembangan oleh tujuh lembaga yang terdiri dari lima perguruan tinggi dan dua lembaga penelitian.
Mereka adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Indonesia (UI), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Eijkman.
Harapan Honesti, Bio Farma sudah bisa menerima bibit vaksin dari lembaga-lembaga pengembang di atas pada bulan April 2021.
"Sekarang mereka berada pada tahap pengembangan vaksinnya. Mungkin kalau yang tercepat ada Eijkman. Eijkman ini sudah sampai ke final dari pengembangan si vaksin," kata Honesti dalam acara Virtual MarkPlus bertajuk The Resilience of the Pharmaceutical Industry in Pandemic Era, Rabu (7/4/2021).
Nantinya, bibit vaksin Merah Putih yang Bio Farma akan ditindaklanjuti dengan sejumlah tahapan, termasuk di antaranya uji klinis yang terbagi menjadi beberapa fase hingga dimohonkan persetujuan penggunaan daruratnya (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kalau semua ini lancar, kemungkinan kuartal III-2022 atau paling cepat kuartal II-2022, kita akan segera meminta (mengajukan permohonan) untuk mendapatkan EUA dari BPOM dan kita segera produksi," papar Honesti.
Baca juga: Menag Sebut Vaksin Sinovac Belum Bisa Jadi Syarat Umrah, Bagaimana Nasib Jemaah Indonesia?
Baca juga: Apakah Setelah Divaksin, Tubuh Dapat Kebal dari Virus Covid-19? Begini Kata Dokter
Menurut Honesti, kehadiran vaksin Merah Putih bisa mendorong kemandirian Indonesia dalam memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19.
Seperti diketahui, saat ini pasokan vaksin Covid-19 masih dipasok secara impor, baik secara impor jadi maupun dalam bentuk bahan baku untuk kemudian diproduksi di Indonesia.
Setelah memperoleh EUA nanti, produksi vaksin Merah Putih akan dilakukan oleh Bio Farma.
Honesti menambahkan, Bio Farma juga membuka kemungkinan untuk menggandeng perusahaan farmasi lain dalam melakukan produksi vaksin Merah Putih.
"Jadi short term-nya memang kita kerjasama dengan lembaga luar, ada yang impor vaksin jadi, dan juga ada yang impor bahan baku produksi sendiri, tapi mulai 2022, kuartal II (2022) ke sana, itu murni akan kita kembangkan sendiri," ujar Honesti.(tribun network/dit/dod)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.