Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Siti Nurbaya Berharap Tak Ada Duet Bencana di Riau, Covid-19 dan Karhutla

Siti Nurbaya berharap tidak ada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama pandemi covid-19 di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Riau.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Menteri Siti Nurbaya Berharap Tak Ada Duet Bencana di Riau, Covid-19 dan Karhutla
Dok KLHK
Siti Nurbaya dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kota Dumai, Provinsi Riau mengunjungi Daops Manggala Agni Dumai, Sabtu (10/4/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berharap tidak ada kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama pandemi covid-19 di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Riau.

Hal itu supaya tidak terjadi duet bencana, yakni pandemi Covid-19 dan Karhutla.

"Berkat kerja keras semua pihak, alhamdulillah tahun 2020 lalu Riau tidak lagi gelap karena asap," kata Siti dalam keterangannya saat melakukan rangkaian kunjungan kerja ke Kota Dumai, Provinsi Riau mengunjungi Daops Manggala Agni Dumai, Sabtu (10/4/2021).

Siti mengatakan bahwa Indonesia pernah melalui masa-masa sulit karhutla.

Namun menurutnya sejak kejadian tahun 2015, berbagai langkah koreksi dan koreksi kebijakan (corrective action and corrective policy) terus dilakukan.

"Kerja pengendalian karhutla harus terus dilakukan, harus kerja keras agar tidak terjadi duet bencana corona dan karhutla," tegas Menteri Siti.

Baca juga: Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Musim Panas, KLHK Lakukan 4 Sistem ini untuk Pencegahan

Baca juga: KLHK Tunda Penganugerahan Adipura Karena Pandemi Covid-19

Berita Rekomendasi

Provinsi Riau berdasarkan prediksi BMKG menunjukkan tren 2 kali puncak periode rawan karhutla, yakni periode 1 pada Februari-Maret, dan periode 2 pada Juni-September.

Perbandingan total jumlah hotspot tahun 2020 dan 2021, mengalami penurunan 310 titik atau 58,94 persen.

Per tanggal 1 Januari – 8 April, pada tahun 2020 terdapat 526 titik, dan turun di 2021 menjadi 301 titik.

Data ini berdasarkan Satelit Terra/Aqua (LAPAN) Conf. Level ≥80%.

Jika menggunakan baseline tahun 2015, pada tahun 2016-2019 luas karhutla di Indonesia mengalami penurunan.

Pada tahun 2016 terjadi penurunan 83 persen, tahun 2017 turun 94 persen, tahun 2018 turun 80 persen, tahun 2019 turun 37 persen, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan 89 persen.

Luas karhutla tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019 terjadi penurunan 82 persen.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas