Tenaga Ahli Menkes Akui Belum Mendapatkan Hasil dari Uji Klinis Vaksin Nusantara
Terkait bahan baku impor tersebut, Andani juga mengatakan untuk tidak menjadikan itu sebagai polemik.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kehadiran Vaksin Nusantara masih memunculkan perdebatan. Vaksin Nusantara diklaim pertama di dunia yang menggunakan pendekatan sel dendritik. Vaksin ini tidak mengandung virus corona yang sudah dimatikan seperti vaksin lainnya.
Metode dari vaksin ini adalah mengambil sel darah dari tubuh pasien. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dipisahkan sel darah putih dan sel dendritik. Dimana sel ini yang merupakan pertahanan pada tubuh di bagian darah putih.
Vaksinasi Nusantara menimbulkan polemik karena tetap melanjutkan uji klinik fase kedua Vaksin Nusantara meski belum mendapatkan izin atau Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) dari BPOM.
Namun disisi lain, bahan baku yang digunakan oleh vaksinasi Nusantara ini adalah impor atau berasal dari luar negeri. Hal ini dikemukakan oleh Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Andani Eka Putra.
Baca juga: Terawan Ternyata Gagas Vaksin Nusantara Sejak Jadi Menkes
"Dengar-dengar saya dapat informasi juga itu (bahan Vaksin Nusantara) masih barang impor. Hampir 95 persen bahan Indonesia impor. Seharusnya ada bahan dasar utama jangan impor. Contohnya rekombinan protein, itu seharusnya diproduksi sendiri," kata Andani dalam diskusi daring, Sabtu (17/4/2021).
Terkait bahan baku impor tersebut, Andani juga mengatakan untuk tidak menjadikan itu sebagai polemik.
Namun berfokus pada vaksin Nusantara itu sendiri. Apakah menimbulkan efek samping atau sudah dapat dipastikan mempunyai efikasi yang baik.
Namun sejauh ini terkait efikasi dan efek yang ditimbulkan oleh vaksin ini belum dapat dipastikan. Karena ia sendiri belum mendapatkan hasil dari uji klinis.