Megawati: Waktu Saya Presiden, Saya Sudah Pikir Bagaimana Kalau Terjadi Gempa di Jakarta
Pemda seharusnya bisa bergera cepat dan berkoordinasi berbasis data prediksi yang dibuat oleh Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Gerakan tersebut demi meningkatkan komitmen seluruh penyelenggara negara serta masyarakat akan sadar bencana.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya mengakhiri sharing saya mengenai bencana, maka Gerakan Budaya Siaga Bencana ini dicanangkan. Supaya tak sekedar jadi slogan, supaya segera dilaksanakan," kata Megawati.
Megawati menyatakan, dirinya meyakini bahwa menghadapi bencana dan meminimalisasi kerusakan bisa dilakukan asal semuanya mau bergotong rotong.
Dia menceritakan pengalaman Jepang, yang pemerintahnya dan rakyatnya, selalu belajar untuk siap menghadapi bencana.
Sejumlah hal detail diperhatikan, kata Megawati, hingga soal tas ransel, alarm siaga, dan jalur evakuasi.
Siaga bencana juga mencakup penelitian mendalam soal jenis-jenis bencana yang mungkin hadir.
Hingga bagaimana memperbaiki manajemen bantuan pasca bencana yang lebih baik.
"Maksud saya, mari kita gotong royong merubah berbagai hal. Satu adalah tata ruang. Kedua, urusan data gunung yang belum bisa sinkron," kata Megawati.
"Kalau kita cuma sharing tanpa follow up, bagaimana kita menolong rakyat? Rakyat itu kerap hanya pasrah. Dengan demikian, maka harus ada pelajaran dan simulasi sebelum bencana," pungkas Megawati.